Langkah-Langkah Kecil #09: Jejak Mata Februari

"Nia memiliki kedua orang tua yang hampir selalu sibuk bekerja. Akan tetapi, karena ia memiliki dua saudara laki-laki kesepian Nia terobati dan ia tidak pernah menyalahkan kedua orang tuanya. Hingga takdir menggariskan bahwa kakaknya yang bernama Rifki membintangi sebuah film yang menjadikannya sebagai aktor terkenal yang super sibuk. Libur semester ini akan menjadi lebih buruk dari sebelum, setidaknya itulah yang ada di pikiran Nia..."

"Tentang seorang Matthew Nathaniel yang terlatih patah hati."

"Arini seorang pelajar kelas VII yang membenci liburan karena berasal dari keluarga miskin, sehingga tidak pernah berlibur di luar rumah. Ia ingin liburan ini ditiadakan. Tiba-tiba ia bertemu seorang nenek yang menjanjikan bisa menghilangkan liburan dengan imbalan tertentu. Ternyata orang tua Arini sudah menyiapkan kejutan liburan untuk Arini."

"Aisyah seorang yatim piatu menikmati liburan di pesantren. Mendekatkan diri kepada Tuhan dengan segala cobaan. Meskipun begitu, Aisyah selalu mengingat dan mendoakan abah dan umminya selama hidupnya. Ia belajar dari hal-hal kecil yang menyadarkan dirinya bahwa semua yang ada di dunia hanyalah sementara."

"Kiran,19th, seorang gadis yang memiliki hobi mendaki. menerjemahkan suatu event dengan hal yang tak banyak dilakukan orang lain, terutama event kasih sayang pada bulan Februari. Berkenaan dengan masa libur, ia memilih Semeru sebagai salah satu objek tujuannya. Senang, haru, lelah, menjadi rangkaian pendakiannya. Tak ada ketakutan ketika menghadapi penghalangnya. Hamparan pemandangan menjadi maskot yang ingin ia lihat dari puncak."

"Libur semester pertama telah tiba. Banyak dari mereka yang telah merancang untuk berlibur ke pantai, naik gunung, nonton film baru, dll. “Gimana kalau kamu ikut aku ke rumah Ra? Aku udah rancang beberapa hal buat liburan kita lho.” Hah? K I T A? Apa yang dimaksud dengan kata KITA??"

"Inilah kisah persahabatan empat orang pemuda yang telah terjalin sejak dari bangku SMA. Mereka adalah Karin, Vina, Vian, dan Aldi. Mereka berasal dari daerah yang berbeda-beda dan dipersatukan di Kota Malang demi tujuan yang sama, yaitu menuntut ilmu. Suatu saat, mereka mengadakan perjalanan menuju ke puncak Gunung Panderman demi mengejar matahari pagi. Di tempat itulah, kesetiakawanan, kedewasaan, kesetiaan, dan persahabatan mereka diuji. Apakah ujian yang sebenarnya mereka alami?"

"Hari terakhir UAS membuatku frustrasi karena ketidakbisaanku. Aku bukan menyesal tapi marah. Malamku memang habis dengan dia yang tak pernah merespon perkataanku. Aku dan dia, bercakap lewat tulisan hanya sampai klimaks, tanpa sampai penutup karena dia selalu pergi. Kini aku mulai bercakap dengan diriku lewat tulisan. Tak lagi berkhayal, tapi menulis kisahku dan mengikutsertakannya dalam event menulis. Siapa sangka jika itu membuat liburanku bermakna karena sebuah kemenangan."