Nirbaya: Catatan Harian Mochtar Lubis Dalam Penjara Orde Baru

· Yayasan Pustaka Obor Indonesia
5.0
3 reviews
Ebook
142
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Dalam Kamp Nirbaya ini, ada juga Hariman Siregar yang dipenjarakan karena kasus Malari. Mochtar Lubis pun dimasukkan ke kamp tahanan Nirbaya atas tuduhan terlibat kasus Malari 1974. Dengan demikian Kamp Nirbaya pun menjadi pertemuan lintas generasi dan lintas aliran politik dan ideologi. Karena itu catatan harian Mochtar Lubis di dalam penjara Orde Baru menjadi semakin penting untuk dibaca. Ia memberikan data-data baru bagaimana sebenarnya situasi politik di bawah Orde Baru. 

Nirbaya kini sudah tak ada. Lokasi Nirbaya ini dulunya terletak di samping Taman Mini Indonesia Indah. Karena itu buku ini di samping menjadi salah satu saksi kekejaman Orde Baru adalah juga salah satu “Monumen” kekejaman Orde Baru. Mochtar Lubis pun mengakui betapa Orde Baru berlaku semena-mena terhadap tahanan melebihi rejim Soekarno terutama terhadap tahanan Gestapu/PKI seperti penahanan tanpa pengadilan, penyiksaan dalam berbagai bentuk dan pemberian jatah makanan yang sedikit dan tak bergizi.

Buku ini pun semakin meyakinkan: betapa jalan demokrasi yang menurunkan Orde Baru adalah benar dan betapa tak bermoralnya, bila ada kehendak-kehendak atau keinginan untuk mengembalikan kembali “kejayaan” rejim Orde Baru.

Ratings and reviews

5.0
3 reviews

About the author

Mochtar Lubis (dilahirkan tanggal 7 Maret 1922 di Padang, meninggal tanggal 2 Juli 2004 di Jakarta) adalah seorang jurnalis dan pengarang ternama asal Indonesia. Sejak zaman pendudukan Jepang ia telah dalam lapangan penerangan. Ia turut mendirikan Kantor Berita ANTARA, kemudian mendirikan dan memimpin harian Indonesia Raya yang telah dilarang terbit. Ia mendirikan majalah sastra Horizon bersama-sama kawan-kawannya. Pada waktu pemerintahan rezim Soekarno, ia dijebloskan ke dalam penjara hampir sembilan tahun lamanya dan baru dibebaskan pada tahun 1966. Pemikirannya selama di penjara, ia tuangkan dalam buku Catatan Subversif (1980).

Ia pernah menjadi Presiden Press Foundation of Asia, anggota Dewan Pimpinan International Association for Cultural Freedom, dan anggota Federation Mondial pour le Etudes sur le Futur.

Novelnya, Jalan Tak Ada Ujung (1952 diingriskan A.H. John menjadi A Road with No End, London, 1968), mendapat Hadiah Sastra BMKN 1952; cerpennya Musim Gugur menggondol hadiah majalah Kisah tahun 1953; kumpulan cerpennya Perempuan (1956) mendapatkan Hadiah Sastra Nasional BMKN 1955-1956; novelnya, Harimau! Harimau! (1975), meraih hadiah Yayasan Buku Utama Departeman P & K; dan novelnya Maut dan Cinta (1977) meraih Hadiah Sastra Yayasan Jaya Raya tahun 1979. Selain itu, Mochtar juga menerima Anugerah Sastra Chairil Anwar (1992).

Karya lainnya adalah Pers dan Wartawan – Teori dan Praktik dalam Jurnalistik, Balai Pustaka (1949), lalu Catatan Korea, Balai Pustaka (1951), Perlawatan ke Amerika Serikat, UP Gapura (1952), Senja di Jakarta (novel), 1965, Manusia Indonesia (Sebuah Pertanggungjawaban), Idayu (1977),

Di samping itu Mochtar Lubis juga menjadi Anggota Akademi Jakarta, peraih penghargaan Magsaysay pada tahun 1958, Hadiah Pena Emas untuk Kemerdekaan dari Federasi Internasional dan Perhimpunan Pers (1967), dan juga dikenang oleh International Press Institute (IPI) sebagai salah satu dari “Heroes of the Twentieth Century” (di antara 50 orang di dunia).

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.