MENGUBAH KEKALAHAN MENJADI KEMENANGAN

BELAJAR DARI PERANG UHUD

Kekalahan. Itulah gambaran sebagian umat Islam saat ini. Nyaris di berbagai belahan bumi, umat Islam terpuruk, tak terkecuali Indonesia. Kekuasaan yang menindas kepentingan umat Islam, ekonomi yang dikangkangi asing, ukhuwah yang centang perenang, dan umat Islam yang diselimuti kemiskinan dan kebodohan.

Meski tak mungkin disamakan secara persis, tapi kondisi ini tak begitu jauh dibandingkan dengan keadaan umat Islam usai Perang Uhud. Mereka kalang kabut, terpencar tak tentu arah, gundah yang menyesakkan dada dan diselimuti penyesalan mendalam tak terperikan. Allah menyebut kekalahan itu dengan qarhun (luka).

Karena itu, wajar jika di antara sekian banyak peperangan yang diikuti Rasulullah saw, yang paling berkesan adalah Perang Uhud. Perang ini tak hanya menyisakan kenangan pahit, tapi juga penyesalan begitu mendalam.

Berkeluh kesah dan menyesali kekalahan tentu takkan membuahkan manfaat. Mengatur strategi dalam menghadapi kekalahan lalu mengubahnya menjadi kemenangan, itu yang harus jadi tujuan. Allah SWT punya cara tersendiri untuk mengajari hamba-Nya bagaimana menghadapi kekalahan. Maka, berbicaralah Allah dalam QS surah Ali Imran ayat 121-179 selepas Perang Uhud.

Apa saja strategi menghadapi kekalahan? Bagaimana mengubahnya menjadi kemenangan? Buku ini mengurainya.

Bagi Anda yang ingin mengetahui kisah terjadinya Perang Uhud, buku ini pun memaparkannya teramat detil.