masa depan negeri Belanda. Namun, kedatangan Nazi Jerman
membuat kehidupannya porak poranda. Menikah dalam semalam
lalu menjanda keesokan harinya. Demi keselamatan, keluarganya
berpencar. Rebekah berlayar ke Tanah Jawa bersama adiknya yang
cacat, dengan sebuah biola sebagai pemberi semangat.
Kejadian-kejadian menyesakkan dada mengikuti pelariannya
selama berlayar. Dari percobaan bunuh diri, kematian sang adik,
hingga kehilangan biola kesayangannya. Meski sempat limbung,
Rebekah memegang amanah terakhir almarhum suaminya,
“Ajaklah Tuhan bersamamu, ke mana pun kamu pergi.”
Di Tanah Jawa, Rebekah membuka hati dan mencoba
membangun masa depan. Sayangnya, hidup tak jua menjanjikan
kedamaian. Ia bahkan terjebak di kamp konsentrasi Jepang yang
tak kalah kejamnya. Rebekah merasa telah mengajak Tuhan ke
tanah Jawa, tetapi akankah Tuhan menyelamatkannya dari petaka
perang yang merenggut segala yang ia cinta?