Ā ššĀ bit.ly/andini-citras ššĀ
š Keunggulan Ebook ini:Ā
ā ļø Enak dibaca. Karena diproof read dan diedit oleh editor profesionalĀ
ā ļø Baca dengan keras. Bisa menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa IndonesiaĀ
ā ļø Teks Mengalir. Lebar margin sesuai dengan ukuran layar hpĀ
ā ļø Penyesuaian Font. Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai seleraĀ
ā ļø Bisa ganti jenis font. Jenis font bisa diganti sesuai seleraĀ
ā ļø Penyesuaian kecerahan. Bisa menyesuaikan brightness, warna latar belakang dan night lightĀ
š Daftar IsiĀ
Antara Gengsi dan Nahan H**nyā1
Felicia Memohon untuk Dituntaskanā31
Lima kali Lia Keluarā75
Jerit Kepuasan Lia didalam Mobilā85
Membuat Dina yang Polos Menjadi Binalā111
Kebingungan Feliciaā155
Merunut Peristiwa Tadi Malamā161
Peristiwa Sebelum Felicia Terbangunā185
Pelampiasan Feliciaā195
Menggoda Dosenā211
Harris Menjadi Sex Buddy Feliciaā233
Pesta di Apartemen Mewahā261
Senyum Nakal Lishaā269
Lenguh Binal Feliciaā277
Kepasrahan Feliciaā311
Pengalaman Pertama Felicia Main Bertigaā327
Erangan Erotis Felicia yang Binalā355
š Pratinjau
Kuliah jam terakhir di kampus S di kawasan Jakarta Selatan baru saja berakhir. Jam menunjukkan pukul 18.00 dan hari pun mulai gelap. Felicia, sang primadona kampus, idaman para mahasiswa, merupakan mahasiswi semester 4 fakultas Ekonomi dengan rambut sebahu berwarna brunette berjalan meninggalkan kampus menuju halte depan kampus. Sesampainya di halte, Felicia merasa agak kurang nyaman. Mata para cowok penjual rokok dan si timer memelotinya seolah ingin menelanjanginya.
Tersadarlah Felicia bahwa hari itu dia memakai pakaian yang sangat seksi. T-shirt putih lengan pendek dengan belahan rendah bertuliskan WANT THESE?, sehingga payudaranya yang berukuran 36C seolah hendak melompat keluar, karena Felicia menggunakan BH ukuran 36B (sengaja, biar lebih nongol). Apalagi kulit Felicia memang putih mulus. Di tambah rok jeans mini yang digunakannya saat itu, mempertontonkan kaki jenjang dan paha mulusnya karena Felicia memang cukup tinggi, 173cm.
āBuset, baru sadar gue kalau hari ini gue pake uniform seksi gue demi ngadepin ujiannya si Hutabarat, biar dia gak konsenā, pikir Felicia.
Biasanya Felicia bila naik angkot menggunakan pakaian t-shirt atau kemeja yang lebih tertutup dan celana panjang jins, demi menghindari tatapan dan ulah usil cowok-cowok di jalan. Siang tadi Felicia ke kampus datang menumpang mobil temannya, Risa. Tapi si Risa sudah pulang duluan karena kuliahnya lebih sedikit.
Felicia tambah salah tingkah ketika cowok-cowok di halte tersebut mulai agak berani ngliatin belahan dada yang nongol lebih dekat lagi.
āNajis, berani amat sih nih cowok-cowok mlototin dada gwā, membatin lagi si Felicia. Ia menggunakan bukunya untuk menutupi dadanya, tapi mereka malah mengalihkan pandangan mesumnya ke pantat Felicia yang memang bulat sekal dan menonjol.
Makin salah tingkahlah si Felicia. Mau balik ke kampus, pasti sudah gelap dan orang sudah pada pulang. Mau tetap di halte nungguin angkot, gerah suasananya. Apalagi kalau naik bus yang pasti penuh sesak jam segini, Felicia tidak kebayang tangan-tangan usil yang akan cari-cari kesempatan untuk menjamahi tubuhnya. Sudah kepikiran untuk naik taksi online, tapi uang sedang tidak ada. Jam segini di kos juga kosong, mau pinjam uang sama siapa? bingung. Felicia coba alternatif terakhir dengan menelpon Aditya cowoknya atau si Risa atau Dessy teman-temanya yang punya mobil, eh sialnya HP mereka pada off.
āBuset, sial banget sih gue hari ini.ā
Mulailah celetukan mesum cowok-cowok di halte dimulai
āNeng, susunya mau jatuh tuh, abang pegangin ya. Kasihan, pasti eneng keberatan heheā.
Shitt! Memerahlah muka Felicia. Dipelototin si tukang ojek yang berani komentar, eh dianya malah balas makin pelototin payudara si Felicia. Makin jengahlah si Felicia.
Tiba-tiba sebuah sedan BMW hitam berhenti tepat di depan Felicia. Jendelanya terbuka, dan nongolah seraut wajah hitam manis berambut cepak sambil menyeringai, si Haris. Cowok fakultas Ekonomi satu tahun di atas Felicia, berkulit hitam, tinggi besar, hampir 180cm.
āFel, jualan lo disini? Heheā.Felicia membalas āSialan lo, gue ga ada tumpangan neh, terpaksa tunggu bus. Ris, anter gue yaā pinta Felicia.
Felicia sebenarnya enggan ikut bersama si Haris karena dia terkenal suka main cewek. Tapi, dilihat dari kondisi sekarang, paling baik memang naik mobil si Haris. Tapi si Haris malah bilang
āWah sory Fel, gue harus pergi jemput nyokap gue. Arahnya beda sama kosan eloā.
āRis, please anter gue ya. Ntar gw traktir deh loā rajuk Felicia. Sambil nyengir mesum Haris berucap āWah kalau ada bayarannya sih gue bisa pertimbanginā.
āIya deh, ntar gue bayarā Felicia asal ucap, yang penting bisa pergi segera dari halte tersebut.
āHehe sipā kata Haris sambil membuka pintu untuk Felicia. Felicia masuk ke dalam mobil Haris, diiringi oleh pandangan sebel para cowok-cowok di halte yang kehilangan santapan rohani. Mobil Haris mulai menembus kemacetan ibu kota.
āBuset dah lo Fel, seksi amat hari iniā.
Kata Felicia āGue sengaja pake uniform andalan gue, karena hari ini ada ujian lisannya si Hutabarat, Akuntasi Biaya. Biar dia ga konsen, n kasi gw nilai bagus heheā.
āGila lo, gue biarin bentar lagi, lo udah diperkosa sama tu abang-abang di halte hahaā balas Haris.
āSial, enak aja lo ngomong Risā maki Felicia.
Sambil mengerling ke Felicia, Haris berucap
āFel, bayaran tumpangan ini, bayar sekarang aja yaā.
āEh, gue bawa duit cuma dikit Ris. Kapan-kapan deh gue bayarin bensin loā balas Felicia.
āSapa yang minta diduitin bensin, Nonā jawab Haris.
āTrus lo mau apa? Traktir makanā tanya Felicia bingung.
āGa. Ga perlu keluar duit kok. Tenang ajaā ucap Haris misterius. Semakin bingung si Felicia.Ā
š Sinopsis
Semenjak kegadisannya direnggut Aditya, Felicia menyadari bahwa dirinya selalu haus akan belaian lelaki . Letupan gairahnya yang tinggi dan merasa tak pernah terpuaskan, membuatnya mencoba berpetualang dengan teman pria dikampusnya, bukan, bukan maksud gadis cantik ini untuk selingkuh ataupun menduakan Aditya pacarnya, namun lebih kepada pelepas dahaga yang tak kunjung ia dapati. Mulai dari Haris anak Fakultas Ekonomi, Novri, Risa... (Ya Risa sahabat wanitanya), Aldo, Dosen killer Mr HB, Ryan dan hingga Rudi sahabat Aditya, semua pernah menikmati tubuh indah Felicia
*
āļø Ngehek nih cowok.....Iitu wilayah paling sensitif gue. Harus bisa nahan!ā membatin si Felicia (hal 16)
āļø Ā āLo mau dituntasin?ā. Felicia merajuk āHiyah.. Ris.. gue pengennn banggett nih. Pleasee.. lagi... yaā (hal 40)
āļø Tapi, Lia sendiri sebenarnya sadar kalau si Haris pasti akan ngeluarin di dalam. Ga ada tanda-tanda dia bakal nyabutĀ (hal 81)
āļø Di jok belakang. Bikin Haris ga tahan bolak-balik noleh belakang. āBuseett.. udah mulai cipokan ajaā runtuk Haris. Di jok belakang, Roy sudah mulai gencar menyerang pertahanan Lia, yang memang ga bikin pertahanan sama sekali. Bibir Roy yang agak tebal sudah melumat bibir mungil Lia. (Hal 105)
āļø Karena tidak terlihat reaksi penolakan yang berlebih, Haris memberanikan diri meraih pundak Dina dan menarik Dina mendekati dirinya dan langsung melumat bibir Dina yang sensual. Dina membalas ciuman Haris selama beberapa detik, kemudian melepaskan diriĀ (hal 125)
āļø Jantung Felicia berpacu semakin cepat karena terasa ada cairan agak kental (Hal 158-159)
āļø āUdah sempet keluar blom pas tadi lo digarap sama Rudi?ā selidik Risa lebih lanjut. āBelum, Amit-amit deh. Tapi, gue jadinya nanggung bangetā rengek Felicia pelan (Hal 175)
āļø Dan misteri cairan itu milik siapa pun terpecahkan. Oya, sampai sekarang Felicia tidak tau.(hal 191)
āļø Padahal, situasi diri Felicia bertolak belakang dengan tampilan luarnya. Jantungnya berdebar kencang dan napasnya agak tidak beraturan, akibat nafsu birahi yang menggelora sejak siang tadi. (Hal 199)
āļø Felicia tidak sadar kalau tangannya turun dan tidak lagi menutupi dadanya, ketika sedang berpikir untuk terima atau tidak tawaran Mr.HB tersebut. (Hal 218)
āļø āIya.. teman ranjang. Kalau lo lagi butuh, lo bisa ajak gue. Begitu juga sebaliknya. Tapi cuma sebatas itu. No other commitment. Jadi cowok lo tetep Aditya. Ok ga?āĀ (hal 258)
āļø Bukannya memasangkan, Lisha malah melepaskan bra tersebut dan kedua tangannya meraup kedua bongkahan daging yang menggunung milik Felicia. (hal 265)
āļø āKita pulangā kata Lisha. Tapi Felicia tidak percaya begitu saja dengan kata āpulangā Lisha karena Felicia melihat senyum nakal Lisha ketika mengatakannya. (hal 274)
āļø Sedang Ryan sendiri yang merasa tidak ada penolakan dari Felicia ...., dan Ryan juga yakin Felicia pasti merasakannya ketika menekan pantatnya, ia merasa mendapat lampu hijau. (Hal 293)
āļø Felicia pasrah saja melihat Ryan melucuti kemeja dan celananya (hal 317)
āļø āGuys.. please. Gue ga akan sanggup handle lo bedua langsungā pinta Felicia tidak berdaya sambil berusaha menutupinya dengan kedua tangannya dan merapatkan pahanya. (hal 339)
āļø Mendapat lampu hijau, Reno melepaskan pelukan dan pegangan tangan kirinya. Dan menyingkap jubah mandi Felicia lebar-lebar kedua sisi (Hal 369)