Kisah Binal Istri-istri Nakal: Kompilasi 5 Cerita Romantis Dewasa Bonus Sexy Asian Girls Pic & Vid

· Lovely Story Publisher
4.3
18 reviews
Ebook
136
Pages
Eligible
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

🔥 Dapatkan free ebook sinopsis dan pratinjau judul kami lainnya di: 

 👉👉 bit.ly/andini-citras 👈👈 


📌 Keunggulan Ebook ini: 

✅️ Enak dibaca. Karena diproof read dan diedit oleh editor profesional 

✅️ Baca dengan keras. Bisa menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia 

✅️ Teks Mengalir. Lebar margin sesuai dengan ukuran layar hp 

✅️ Penyesuaian Font. Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera 

✅️ Bisa ganti jenis font. Jenis font bisa diganti sesuai selera 

✅️ Penyesuaian kecerahan. Bisa menyesuaikan brightness, warna latar belakang dan night light 


📌 Daftar Isi 

Memancing Hasrat Doni, anak Sahabatku—1

Menggoda Tardjo, Sahabat Suamiku—39

Gairah Surti ditengah Hujan Lebat—61

Liarnya Istriku Diranjang dengan Paklikku—87

Menggoda Petugas Parkir yang Ganteng—113

Asian Girls Sexy Videos (Bonus)—139


📌 Pratinjau Halaman:

Saat kuliah aku punya sahabat karib bernama Yenny. Walaupun belum tentu sekali setahun berjumpa tetapi semenjak sama-sama kami berkeluarga hingga anakanak tumbuh dewasa, jalinan persahabatan kami tetap berlanjut. Setidaknya setiap bulan kami saling bertelpon. Ada saja masalah untuk diomongkan. Suatu pagi Yenny telepon bahwa dia baru pulang dari Magelang, kota kelahirannya. Dia bilang ada oleh-oleh kecil untuk aku.

Kalau aku tidak keluar rumah, Idang anaknya, akan mengantarkannya kerumahku. Ah, repotnya sahabatku, demikian pikirku. Aku sambut gembira atas kebaikan hatinya, aku memang jarang keluar rumah dan aku menjawab terima kasih untuk oleh-olehnya. Ah, rejeki ada saja, Yenny pasti membawakan getuk, makanan tradisional dari Magelang kesukaanku. Aku tidak akan keluar rumah untuk menunggu si Idang, yang seingatku sudah lebih dari 10 tahun aku tidak berjumpa dengannya.

Menjelang tengah hari sebuah jeep Cherokee masuk ke halaman rumahku. Kuintip dari jendela. Dua orang anak tanggung turun dari jeep itu. Mungkin si Idang datang bersama temannya. Ah, jangkung bener anak Yenny. Aku buka pintu. Dengan sebuah bingkisan si Idang naik ke teras rumah, “Selamat siang, Tante. Ini titipan mama untuk Tante Erna. Kenalin ini Bonny teman saya, Tante”. Idang menyerahkan kiriman dari mamanya dan mengenalkan temannya padaku. Aku sambut gembira mereka. Oleh-oleh Yenny dan langsung aku simpan di lemari es-ku biar nggak basi. Aku terpesona saat melihat anak Yenny yang sudah demikian gede dan jangkung itu. Dengan gaya pakaian dan rambutnya yang trendy sungguh keren anak sahabatku ini. Demikian pula si Donny temannya, mereka berdua adalah pemuda-pemuda masa kini yang sangat tampan dan simpatik. Ah, anak jaman sekarang, mungkin karena pola makannya sudah maju pertumbuhan mereka jadi subur. Mereka aku ajak masuk ke rumah. Kubuatkan minuman untuk mereka.

Kuperhatikan mata si Donny agak nakal, dia pelototi bahuku, buah dadaku, leherku. Matanya mengikuti apapun yang sedang aku lakukan, saat aku jalan, saat aku ngomong, saat aku mengambil sesuatu. Ah, maklum anak laki-laki, kalau lihat perempuan yang agak melek, biar sudah tuaan macam aku ini, tetap saja matanya melotot. Dia juga pinter ngomong lucu dan banyak nyerempet-nyerempet ke masalah ranjang. Dan si Idang sendiri senang dengan omongan dan kelakar temannya. Dia juga suka nimbrung, nambahin lucu sambil melempar senyuman manisnya. Kami jadi banyak tertawa dan cepat saling akrab. Terus terang aku senang dengan mereka berdua. Dan tibatiba aku merasa berlaku aneh, apakah ini karena naluri perempuanku atau dasar genitku yang nggak pernah hilang sejak masih gadis dulu, hingga temantemanku sering menyebutku sebagai perempuan gatal. Dan kini naluri genit macam itu tibatiba kembali hadir. Mungkin hal ini disebabkan oleh tingkah si Donny yang seakan-akan memberikan celah padaku untuk mengulangi peristiwa-peristiwa masa muda. Peristiwa-peristiwa penuh birahi yang selalu mendebarkan jantung dan hatiku. Ah, dasar perempuan tua yang nggak tahu diri, makian dari hatiku untukku sendiri. Tetapi gebu libidoku ini demikian cepat menyeruak ke darahku dan lebih cepat lagi ke wajahku yang langsung terasa bengap kemerahan menahan gejolak gairah mengingat masa laluku itu.

“Tante, jangan ngelamun. Cicak jatuh karena ngelamun, lho”. Kami kembali terbahak mendengar kelakar Idang. Dan kulihat mata Donny terus menunjukkan minatnya pada bagian-bagian tubuhku yang masih mulus ini. Dan aku tidak heran kalau anak-anak muda macam Donny dan Idang ini demen menikmati penampilanku. Walaupun usiaku yang memasuki tahun ke 35 aku tetap “fresh” dan “good looking”. Aku memang suka merawat tubuhku sejak muda. Boleh dibilang tak ada kerutan tanda ketuaan pada bagianbagian tubuhku. Kalau aku jalan sama Oke, suamiku, banyak yang mengira aku anaknya atau bahkan “piaraan”nya. Kurang asem, tuh orang. Dan suamiku sendiri sangat membanggakan kecantikkanku. Kalau dia berkesempatan untuk membicarakan istrinya, seakan-akan memberi iming-iming pada para pendengarnya hingga aku tersipu walaupun dipenuhi rasa bangga dalam hatiku. Beberapa teman suamiku nampak sering tergoda untuk mencuri pandang padaku. Tiba-tiba aku ada ide untuk menahan kedua anak ini. “Hai, bagaimana kalau kalian makan siang di sini. Aku punya resep masakan yang gampang, cepat dan sedap. Sementara aku masak kamu bisa ngobrol, baca tuh majalah atau pakai tuh, komputer si oom. Kamu bisa main game, internet atau apa lainnya. Tapi jangan cari yang ‘enggak-enggak’, ya..”, aku tawarkan makan siang pada mereka.

Tanpa konsultasi dengan temannya si Donny langsung iya saja. Aku tahu mata Donny ingin menikmati sensual tubuhku lebih lama lagi. Si Idang ngikut saja apa kata Donny. Sementara mereka buka komputer aku ke dapur mempersiapkan masakanku. Aku sedang mengiris sayuran ketika tahu-tahu Donny sudah berada di belakangku. Dia menanyaiku, “Tante dulu teman kuliah mamanya Idang, ya. Kok kayanya jauh banget, sih?”. “Apanya yang jauh?, aku tahu maksud pertanyaan Donny.

“Iya, Tante pantesnya seumur dengan teman-temanku”. “Gombal, ah. Kamu kok pinter nge-gombal, sih, Don”.

“Bener. Kalau nggak percaya tanya, deh, sama Idang”, lanjutnya sambil melototi pahaku.

“Tante hobbynya apa?”. “Berenang di laut, skin dan scuba diving, makan sea food, makan sayuran, nonton Discovery di TV”. “Ooo, pantesan”. “Apa yang pantesan?”, sergapku. “Pantesan body Tante masih mulus banget”. Kurang asem Donny ini, tanpa kusadari dia menggiring aku untuk mendapatkan peluang melontarkan kata-kata “body Tante masih mulus banget” pada tubuhku.

Tetapi aku tak akan pernah menyesal akan giringan Donny ini. Dan reaksi naluriku langsung membuat darahku terasa serr.., gairahku 100% terdongkrak. Setapak demi setapak aku merasa ada yang bergerak maju. Donny sudah menunjukkan keberaniannya untuk mendekat ke aku dan punya jalan untuk mengungkapkan kenakalan ke-lelakian-nya.


📌 Sinopsis Memancing Hasrat Doni, anak Sahabatku

Ide nakal Erna untuk bisa merasakan ganasnya gairah remaja mendadak muncul ketika Doni mengunjungi rumahnya. mengetahui Doni senantiasa memperhatikan lekuk tubuhnya dan selalu mencuri pandang ke belahan dadanya, wanita cantik yang dari masa SMA menyandang predikat “wanita gatal” ini mencoba memancingnya dengan candaan-candaan mesum hingga akhirnya ia bisa menjebak dan merasakan kerasnya barang milik remaja didapur.

✍️ kulihat mata Donny terus menunjukkan minatnya pada bagian-bagian tubuhku yang masih mulus ini. Dan aku tidak heran kalau anak-anak muda macam Donny dan Idang ini ingin menikmati tubuh indahku (hal 8-9)


📌 Sinopsis Menggoda Tardjo, Sahabat Suamiku

Kesibukan Ganjar dalam pekerjaan membuat ia lupa akan kewajibannya menafkahi kepuasan Laras, istrinya diranjang. Disisi lain Tardjo, sahabat Ganjar, sangat menginginkan mencumbui tubuh indah Laras.

✍️ Aku agak terganggu pada cara memandang Mas Tardjo pada diriku. Matanya sepertinya hendak menelanjangi tubuhku. Aku mudah tergetar dengan pandangan lelaki semacam itu. (Hal 46-47)


📌 Sinopsis Gairah Surti ditengah Hujan Lebat

Hujan lebat dipematang sawah membuat Surti dan Marto, Pak De-nya Iding, suaminya, basah kuyup dan menggigil kedinginan. Kehangatan yang diberikan oleh Marto ditanggapi dengan meluapnya gairah wanita lugu ini, dan kenakalan tangan Martopun yang menjelajah direspon dengan kaki terbuka oleh Surti, sehingga terjadilah percumbuan liar di dangau ditengah hujan lebat.

✍️ Saat pertama kali Pakde Marto tanpa sengaja menyentuh dada istri keponakannya dia agak kaget, khawatir Surti menganggap dirinya berlaku tidak sopan. Tetapi saat yang kedua kali dan kemudian dengan sadar menyentuhnya kembali untuk yang ketiga kalinya dia tidak melihat adanya reaksi menolak dari Surti (Hal 66-67)


📌 Sinopsis Liarnya Istriku Diranjang dengan Paklikku

Roso menyadari selama ini ia selalu lemah dalam urusan ranjang menafkahi Narti istrinya, namun sangat tidak menduga bila Narti menyalurkan kebutuhan biologisnya ke pamannya. Perselingkuhan ini terkuak ketika Roso dan istrinya tengah pulang mudik kerumah pak liknya itu, ia mengintip betapa liar dan binalnya Narti yang sedang menunggangi adik bapaknya itu yang memang sudah menduda sejak lama.

✍️ Suara amben yang terus mengganggu kupingku memaksa aku mengintip ke celah dinding... Aku terpana dan limbung... Aku kembali terkapar dengan jantungku yang berdegup cepat dan keras... Benarkah Dik Narti istriku telah tega mengkhianati aku? Benarkah Pak Lik yang aku selalu baik padanya telah tega menggauli istriku...? (Hal 96-96)


📌 Sinopsis Menggoda Petugas Parkir yang Ganteng

Sebagai seorang gadis ndeso, Rini memang sangat anggun dan kecantikannya menuai pujian banyak orang saat menghadiri pesta bosnya Karsiman, suaminya. Pujian dan sanjungan itu membuat wanita lugu yang berasal dari dusun Gempol Wonosari itu sangat senang dan membuatnya semakin bergairah, hingga ia lupa diri dan melampiaskannya ke orang asing... Ya, orang asing itu adalah petugas parkir yang ganteng.

✍️ Dia bantu aku mengangkat gaun malamku agar tidak nyerimpet kakiku. Dan dia mengangkat benar-benar tinggi hingga jauh dari kakiku, bahkan lebih dari setengah pahaku. Wah, aku kembali lebih tersanjung oleh penghormatannya. (Hal 125)

Ratings and reviews

4.3
18 reviews
Amel Putri
March 15, 2024
🤣😃😃😃😃😃
Did you find this helpful?
MAJOR LUCK
March 15, 2022
keren
Did you find this helpful?
Tri Supandi
July 5, 2021
mantap
Did you find this helpful?

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.