-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Contents
Sama-Sama Tidak Bisa kan? Jadinya Sama-Sama belajar.—1
Enak Tom terus Tom—19
*
Sinopsis
Tommy jatuh cinta pada Vita sejak awal pertemuan, itu tak bisa ia sangkal, dan ia meyakini gadis cantik itu juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Setelah menjalin kebersamaan selama seminggu dan diakhiri dengan hubungan intim di penginapan Anyer, Tommy di ghosting gadis cantik itu. Akhirnya setelah beberapa hari, pria itu memberanikan diri ke rumah Vita, dan ia mendapatkan kabar aneh yang sangat membingungkan, ibunya mengatakan bahwa Vita sudah meninggal 10 hari yang lalu, Lalu siapa yang bersamanya selama 7 hari terakhir?
*
Pratinjau
Namaku Tommy, aku seorang mahasiswa PTS Komputer terkenal di daerah Jakarta Barat, sekarang aku sudah memasuki semester VI, dan ceritaku ini bermula pada pertengahan tahun 2017 kemarin. Malam ini adalah hari pertama aku kembali kuliah setelah selesai liburan semester. Memang sejak semester 3 ini aku mengambil kuliah malam, soalnya siangnya aku harus bantu-bantu di perusahaan ayahku.
Jujur saja, ternyata kuliah malam itu tidak enak, kampusku sepi benar, aku agak ngeri nich, mana aku bayangkan pasti teman-teman kuliahku sudah pada tua barangkali yah, soalnya kan kalau kuliah malam pastilah orang kerja semua, wah bisa bikin BT nih. Tidak berasa sambil melamun aku sudah sampai di depan kelasku, masih terlihat sepi, karena sekarang baru pukul 19.00, sedang kuliah memang baru dimulai pukul 19.30 nanti. Dan aku memilih duduk agak di depan, soalnya pengalaman satu tahun kemarin yang duduk di depan jarang ditanya oleh dosen sih. Sambil santai aku keluarkan sebuah novel yang baru aku pinjam kemarin dari temanku, dan mulai aku baca itu novel. Tidak tahu sudah agak lama barangkali aku baca buku itu sampai tiba-tiba sebuah suara halus memanggilku, “Ehh.. ehh..” mulanya aku masih cuek saja kupikir bukan manggilku barangkali, tapi kali ini sebuah tangan halus menyentuh tanganku, dan dia berkata, “Ehh, ehh.” Baru deh kali ini aku yakin bahwa aku yang dipanggil, yah sudah aku balik ke belakang lihat siapa yang memanggilku. Ternyata seorang cewek manis, yang kira-kira bisa kubilang sangat cantik, bahkan wajah cantiknya sekaligus imut ditunjang dengan tinggi 168 cm dan berat sekitar 52 kg. Langsung saja kutanya,
“Kenapa?” dan dia bilang,
“Kamu baca novel apa sich kok seru banget?” yah sudah deh aku bilang bahwa ini novel wattpad terbaru.
Singkat cerita akhirnya kami kenalan dan dia mengajakku pindah ke belakang di sebelah dia, dan ternyata nama dia Vita dan setelah itu kami jadi ngobrol-ngobrol. Terus terang aku senang sekali kenalan dengan dia, soalnya terus terang dia seksi dan cantik sekali sih.
Buah dadanya terlihat besar, padat, dan montok di balik kaos ketatnya. Aku perkirakan sih ukurannya 36B, lumayan besar kan. Lagi enak-enaknya ngobrol tiba-tiba ada seorang dosen tua dengan tampang menyeramkan masuk ke kelas, langsung seisi kelas diam. Dan terpaksa obrolanku dengan Vita aku stop dulu takut didamprat oleh itu dosen, tampangya seram “habis”. Kuliah malam ini berjalan biasa-biasa saja, setelah selesai aku langsung pulang ke rumah soalnya capai sekali.
Besok malamnya setelah selesai kuliah aku naik mobil sengaja berputar lewat depan kampus untuk beli makanan, dan tidak sengaja melihat wanita berkaos ketat warna biru muda, dan celana jins hitam model Boot Cut. Lho itu kan sih Vita, dalam hatiku berkata kok belum pulang? tadi di kelas katanya dia mau cepat-cepat pulang? akhirnya aku menghampiri Vita, dan setelah dekat dengan dia kubuka jendela mobilku,
“Hai Vit, kok belum pulang?” tanyaku. “Iya nih, nungguin taksi soalnya sopirku yang satu tidak masuk, yang satu lagi nganterin nyokap dan bokap ke airport,” katanya.
“Oh gitu,” kataku lagi. Setelah itu aku menawarkan diri untuk mengantarkan dia pulang. Mulanya dia menolak, tapi akhirnya mau juga tuh. Di mobil kami jadi ngobrol ngalor-ngidul tidak karuan, dan ternyata Vita tinggal di Jalan yang letaknya hanya 5 menit dari rumahku, singkat cerita aku sudah sampai di depan rumah besar di jalan tersebut, setelah basa-basi bilang selamat malam aku pamitan pulang.
Eskok hari di kelas, kulihat kok Vita tampangnya sedih sekali. Mulanya aku tanya kenapa, dia tidak mau cerita, tapi akhirnya dia bilang bahwa apakah aku mau menemaninya ke Anyer setelah pulang kuliah nanti. Lalu aku bilang boleh-boleh saja sambil tertawa-tawa. Akhirnya sekitar jam 19.30 aku dan dia berangkat ke Anyer, sebelumnya aku telepon ke rumah untuk bilang bahwa malam ini aku tidak pulang soalnya pergi bersama temanku ke Anyer. Setelah itu kusuruh bilang juga ke rumahnya kalau malam ini dia tidak pulang. Dia bilang tidak usah karena orang tuanya sedang di Singapura. Yah sudah deh, aku tidak memaksa lagi. Nah sesampainya di Anyer, dia memaksa memilih sebuah pondok yang letaknya pas sebelum objek wisata karang bolong, dan dia ngotot biar dia yang check in kamar, yah aku sih terserah saja sambil menunggu dia check in aku melihat-lihat pondok ini keren juga. Tidak lama Vita kembali sambil membawa sebuah kunci, dan dia ternyata memilih sebuah pondok yang langsung menghadap ke laut, setelah itu dia mengajakku santai di sebuah pondok yang memang sengaja dibangun untuk melihat laut.
Setelah sampai di sana Vita cerita kalau dia itu sedang sedih sekali, soalnya Vita ternyata dipaksa kawin dengan teman ibunya, padahal Vita masih ingin kuliah dulu, dia bilang kalau dia tidak mau kawin sama teman ibunya itu dia bakal diusir oleh ibunya. Setelah itu dia tidak meneruskan ceritanya dan dia malah menangis di dadaku, kuhibur dia sambil mengelus rambutnya pelan-pelan. Lalu akhirnya dia mulai melanjutkan ceritanya lagi, tentang keluarganya, tentang ibunya. Tidak berasa sudah jam 12 malam, langsung kuajak Vita kembali ke pondok. Nah, sebelumya aku mengambil bajuku di mobil, pas aku mengambil baju di bagasi kebetulan memang aku punya beberapa kaos dan kemeja yang sengaja kubawa kemana-mana untuk keperluan mendadak seperti ini, eh dia tiba-tiba tanya,
“Kamu punya kaset apaan saja?” Aku bilang,
“Lihat saja di dashboardku,” dan setelah itu dia terlihat sibuk sendiri mengaduk-ngaduk dashboardku. Tiba-tiba aku ingat “Oh my God”, di dashboardku kan ada beberapa DVD dewasa punya temanku yang baru kuambil kemarin. Memang itu bukan full dewasa tapi tetap saja aku malu, mudah-mudahan dia tidak tahu. Tapi pas kulihat ternyata aku telat, dia malah sedang melihat-lihat keempat BF-ku, dan pas aku sampai malah dia bilang,
“Tom, ini yang namanya film bokep,” aku sampai bingung jawabnya. Tidak berasa akhirnya aku menjawab iya juga, dan terus dia malah bilang lagi,
“Kita nonton film ini yuk!” Aku sampai kaget mendengarnya, dan terus dia bilang dia belum pernah nonton film beginian, mulanya aku ledek,
“Yang bener?” dia malah menanggapi dengan serius,
“Sumpah aku tidak pernah nonton film gituan.”
Mulanya sih aku bilang, “Jangan ah!” tapi dia malah memaksaku terus.
Katanya, “Ayo donk Tom, aku ingin tahu nih, dari dulu aku ingin nonton tapi tidak tahu harus cari ke mana!” Yah.... karena tidak enak terpaksa kukabulkan permohonan dia.
Kubawa Notebook-ku ke pondok untuk mengajak dia nonton BF tersebut. Mulanya dia bingung memilih yang mana, akhirnya aku dengan dia sempat mencoba 4 buah, sambil nonton sekilas, dan akhirnya dia milih film yang judulnya “Kamasutra-nya Penthouse”. Nah sedang asyik-asyiknya nonton (walau sebenarnya aku sendiri tidak terlalu konsen, soalnya aku merasa “meracuni” anak orang) tiba-tiba Vita menyeletuk,
“Tom aku mau tanya boleh tidak? tapi kamu jangan marah yah!”
“Tanya apaan Vit? Tidak! aku tidak marah kok.”
“Pernah tidak kamu ML?”
Sumpah aku tidak menyangka dia bakalan bertanya begitu kepadaku. Agak lama aku diam saja tidak jawab, sampai dia akhirnya tanya sekali lagi,
“Pernah tidak Tom?” kujawab kalau aku memang belum pernah sampai ML sama wanita.
Lalu dia tanya lagi, “Apa rasanya yah Tom?” aku sampai bingung jawabnya, aku jawab saja sekenanya,
“Mana aku tahu aku saja belom pernah nyoba.” Nah setelah itu dia diam dan fokus lagi nontonnya. Kalau kuperhatikan sih dia sepertinya tidak konsen nontonnya, soalnya matanya itu seperti menatap kosong ke Notebook-ku. Setelah itu dia bicara lagi,
“Tom aku mau minta sesuatu nich, tapi kamu harus janji ngabulin yah!”