Untuk berdamai dengan masa lalu, kita harus sengaja melakukannya. Kita harus memiliki niat untuk melepaskan kemarahan, melepaskan penyesalan, memotong hal-hal yang tidak bisa kita lepaskan, dan menerima bahwa tidak semua hal dapat terjadi seperti yang kita inginkan.
Kegembiraan kita, kebahagiaan kita, hanya diri kita sediri yang bertanggung jawab, bukan orang lain. Maka, hidup ini akan menjadi hidup ketika kita bisa berdamai dengan hal yang sudah terjadi di masa lalu.
Rasa sakit hati di masa lalu ibarat sebuah bola besi. Maka, janganlah memikul bola itu sendirian di atas kepala. Sudah waktunya bagi kita untuk menggeser atau melemparkan rasa sakit itu. Mengeluarkan penyesalan. Memaafkan diri sendiri, dan memaafkan mereka.
Memaafkan diri sendiri penting untuk proses penyembuhan karena memungkinkan kita melepaskan amarah, rasa bersalah, rasa malu, kesedihan, atau perasaan lain yang mungkin kita alami. Langkah itu akan membawa kita terus maju. Maka, berdamailah dengan masa lalu, dan temukan diri Anda yang sejati.
Asti Musman adalah nama pena dari Estiningdyah, S. P. Ia merupakan ibu dari dua anak yang telah beranjak dewasa, Esza Prayojana Parapaga dan Parahita Raushan Fikra. Asti Musman lahir di Tuban, Jawa Timur, 24 Juni 1968.
Alumni Fakultas Pertanian Universitas Udayana ini suka menulis cerita pendek sejak kelas empat SD di Padangan, Bojonegoro, Jawa Timur. Pernah bekerja sebagai freelance reporter di Bali Post (Bali), Harian Nusa (Bali), Bali News (Bali). Beberapa tulisannya dimuat di Koran Swadesi dan Simphoni (Jakarta) dan Djaka Lodhang (Yogyakarta).
Sejak kuliah hingga saat ini ia bekerja sebagai praktisi media di Radio Top FM (Bali), Radio Plus (Bali), Radio Menara (Bali), Radio Global FM (Bali), Radio Global FM (Yogyakarta), Radio Swara Jogja (Yogyakarta), Eksekutif produser news dan feature JogjaTV. Pernah mengajar sebagai dosen FISE Unriyo Yogyakarta untuk mata kuliah Produksi Berita TV dan Dokumenter.
Saat ini penulis mengemban amanah sebagai Direktur Operasional Radio Global FM Jogja.
Hingga sekarang penulis masih aktif menulis naskah sandiwara radio, menulis dan memproduksi iklan layanan masyarakat, dan dokumentasi beberapa kegiatan pemerintah maupun swasta.