Pernikahan yang dijalani oleh Akandra dan Jeslyn sangat jauh dari kata normal apalagi harmonis, mengingat pernikahan tersebut hanyalah bersifat sementara. Keberadaan janin yang tengah menumpang hidup di dalam perut Jeslyn-lah yang menjadi alasan utama terjadinya pernikahan yang tak diinginkan tersebut.
Jeslyn sangat membenci Akandra, mengingat laki-laki tersebut membuahi rahimnya dengan cara yang keji dan tidak berkeprimanusiaan. Bahkan, Jeslyn sangat tidak menginginkan kehadiran bayi tersebut hidup di dalam perutnya. Kebencian Jeslyn kepada bayi di dalam perutnya tersebut kian bertambah besar setiap kali ia melihat Akandra. Jeslyn sangat mengharapkan waktu cepat berganti supaya bayi di dalam perutnya segera lahir, sehingga ia pun tak harus menunggu lama untuk bisa terlepas dari pernikahaan yang tak diinginkannya tersebut.