Daunnya melayang, mengembara, dan … selalu menangis.
Tangis itu bukan sekadar berkaitan dengan melankolisme pertemuannya dengan Rasulullah, melainkan karena masa-masa setelah kenabian yang memberi pelajaran agar keterkejutan, kegeraman, kesedihan, dan harapan, memiliki rumah yang benar.
*
Kayu Lapuk Membuat Kapal bukan kisah islami, melainkan novel pada umumnya, yang mengisahkan jalan tengah kegetiran dan harapan universal miliaran penduduk Bumi hari ini dengan hilir: kesadaran selalu mengingat jalan pulang ketika penyesalan sudah berada di depan mata.