1. Padangan aktif terhadap hidup
2. Tidak banyak tergantung kepada kaum kerabat
3. Kecondongan orientasi terhadap kehidupan kota
4. Bersifat individualis
5. Kecondongan terhadap hubungan dan pergaulan yang demokratis
6. Membutuhkan media massa
7. Berpandangan sama rata terhadap kesempatan untuk maju dalam hidup
8. Kurang percaya dan bersandar kepada bantuan orang lain
9. Tidak memandang rendah pekerjaan lapangan dan pekerjaan tangan
10. Keseganan terhadap organisasi luar
11. Mengutamakan mutu dan hasil karya
12. Keberanian mengambil resiko dalam usaha dan karya
13. Orientasi terhadap keluarga inti yang kecil
14. Kebutuhan rendah terhadap aktivitas irrational dalam hidup (Idem, 12)
Apabila dikaji secara mendalam pula, maka pandangan Kajl tersebut akan mengesampingkan pandangan lamban, lekas puas, pesaing, bahkan apatis dalam hidup manusia seperti apa yang diduga ditemukan di dalam banyak masyarakat. Kahl berkesimpulan bahwa orang modern ialah orang yang memandang hidup itu secara aktif kreatif dan tidak mau tergantung (lagi) kepada nasib. Sikap hidupnya yang aktif merencanakan setiap pekerjaan dan masa depan, memandang masa depan itu sebagaimana yang harus dihadapi dengan keberanian dan ketekunan dengan mempergunakan kemampuan diri sendiri, baik fisik maupun rohani dan ilmu pengetahuan. Keempat belas core tersebut di atas merupakan pandangan-pandangan orang modern yang harus dimiliki serta harus dilaksanakan di dalam kehidupan. termasuk suku bangsa Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan yang menjadi objek penelitian ini.....
Prof. Dr. Bungaran Antonius Simandjuntak lahir di Sipahutar, Tapanuli Utara pada 24 Juni 1941. Menamatkan SR (Sekolah Rakyat) Taman Siswa di Kisaran, Tebing Tinggi, dan Galang (1948-1953), dan SR Gunung Bayu (1954). SMP Kristen II Pematang Siantar (1957) dan SMA Negeri II Pematang Siantar (1960). Menyelesaikan pendidikan di Jurusan Sosiologi FISIPOL UGM (1967), Purnasarjana Sosiologi UGM (1976), Post Graduate Anthropology Universitas Leiden Belanda (1978) dan Program Doktor Sosial Politik/Sosiologi di UGM (1995) lulus dengan predikat cumlaude.
Sejak 1969 ia menjadi Dosen di IKIP Medan (sekarang Universitas Negeri Medan), Ketua Jurusan Antropologi IKIP Medan (1969-1974). Mendirikan Fisipol USU bersama Prof. Drs. Adam Nasution (Alm) sekaligus pengajar luar biasa (1980-1985) Membantu Prof. Dr. Koentjaraningrat (Alm) mendirikan jurusan Antropologi di Fakultas Sastra USU sekaligus menjadi pengajar luar biasa (1981-1985). Pengajar luar biasa di Universitas Nommensen (1970-1973,1983-1986). Mendirikan Pusat Dokumentasi dan Pengkajian Kebudayaan Batak (PDPKB) Universitas HKBP Nommensen bersama Prof. Dr. Amudi Pasaribu (Alm), Dr. Pdt. A.A. Sitompul (Alm), Firman Siregar MSc, dan Sitor Situmorang (1983), sekaligus menjabat direktur (1983-2000). Dewasa ini menjadi Guru Besar Sosiologi dan Antropologi Universitas Negeri Medan, Ketua Program Pasca Sarjana Antropologi Sosial di Universitas Negeri Medan sejak 2001- sampai 2007. Pernah menjadi staff ahli sejarah militer pada Dinas Sejarah Kodam II/Bukit Barisan (waktu itu/sekarang Kodam I), tahun 1972-1979, bersama Drs D.F. Panjaitan (Alm), Drs. Sanusi dan Prof. Dr. Payung Bangun MA. Saat itu menjadi ketua tim asistensi penulisan Sejarah perjuangan Kodam II yang dilaksanakan oleh Dinas Sejarah Kodam II/BB yang bukunya sudah diterbitkan 1978. Penulis adalah juga aktivis sebagai anggota pendiri NGO KSPH, KSPPM, Batara dan Lembaga Konsultansi Pendidikan Bermutu Indonesia (LKPBI). Pernah kerjasama dengan Pemda Tobasa untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah itu. Menjadi wakil ketua penatar Nasional Pembimbingan Mahasiswa Bermutu Dikti/Diknas thn 2003-2006 dan Membangun Karakter Nasional untuk mahasiswa di Indonesia Timur thn 2005-2006 program Dikti/Diknas. Pengajar Antropologi Kedokteran pada Fakultas Kedokteran Universitas HKBP Nommensen di Medan (2009----)