Menjadi persoalan bagi penulis ialah mengapa demikian cepatnya masyarakat Jawa tersebut meninggalkan agama Hindu-Buddha dan masuk ke agama islam? Mengapa peralihan itu menjadi demikian drastic dan cepat? Apakah karena sistem pemerintah feodal yang dulunya dianut oleh kerajaan-kerajaan di daerah ini, ataukah karena ada sebab-sebab lain? Suatu hal yang membayangi kecemasan penulis ialah apakah kalau datang lagi kelak dari luar “semacam kepercayaan” atau “semacam idiologi” yang menyusup ke daerah ini, maka penduduk akan serta merta pula meninggalkan agamanya masing-masing?
…….apalagi kita bahwa kesetiaan kepada agama adalah di bawah persentase kesetiaan kepada tradisi. Penulis kira bahwa situasi ini tidak hanya mencemaskan kita yang di Jawa, melainkan juga ada kemungkinannya sama dengan di daerah-daerah lain. Namun, penulis menganjurkan agar penelitian terhadap problem ini perlu dilakukan. Sampai di mana tingkat kesadaran keagamaan orang Indonesia secara umum dan suku-suku bangsa yang ada di daerah-daerah secara khusus?.........
(Bungaran Atonius Simanjuntak)
Prof. Dr. Bungaran A. Simanjuntak, lahir di Sipahutar, Tapanuli Utara, 24 Juni 1941. Setelah menamatkan SD Taman Siswa di Kisaran, Tebing Tinggi, dan Galang (1948-1954), SMP Kristen II Pematang Siantar (1957), SMA Negeri II Pematang Siantar, ia juga berhasil menyelesaikan pendidikan di Jurusan Sosiologi FISIPOL UGM (1967), Purnasarjana Sosiologi UGM (1976), Post Graduate Anthropology Universitas Leiden, Belanda (1978), dan Program S3 Sosiologi UGM (1995). Sejak 1969 ia menjadi dosen di IKIP Medan, dosen luar biasa di Universitas Sumatera Utara (1980-1985), dan Universitas Nommensen (1970-1973, 1983-1986). Selain itu ia juga menjabat Direktur Pusat Dokumentasi Kebudayaan Batak Universitas Nommensen (1983-2000), konsultan E.Z.E. Jerman untuk NGO (2000), kerja sama dengan Bank Dunia untuk penelitian Perguruan Tinggi di Medan (2000), aktivis Medan (1983-sekarang), ketua Program Studi Pascasarjana Antropologi Sosial UNIMED (2001-sekarang), penatar nasional Diknas bidang Penasehat Akademis dan Kesatuan Bangsa (2004-2006). Hingga kini ia telah menghasilkan 65 judul penelitian, 16 judul buku, dan puluhan makalah dan artikel ilmiah/popular di surat kabar dan jurnal.