Empat puluh tahun kemudian
hanya ada karangan bunga
separuh kuning separuh jingga
diletakkan di atas tanah
Musim semi Jan Zajíc dan Jan Palach
Tidak ada serdadu dan peluru yang datang menyerbu
tidak ada palu dan arit yang mengancam
tidak ada satu pun kamerad yang meludah
di atas tanah Golem dan para peziarah
Tidak ada lagi Praha yang harus dipertahankan
Patung-patung kuda melompat ke angkasa
trem-trem merah memburu gadis-gadis berlidah tembaga
domba-domba gundul berbaju kuning menabuh gendang
berlari dan bernyanyi riang di jalan-jalan
Memanggil-manggil sang gembala Hare Kresna
Di sudut sebuah pintu masuk kereta bawah tanah
tiang salib melintang di antara dua puting mawar
dan lonceng gereja berdentang di dalam lubang pusar
seorang perempuan murung berbaju hitam
Di bagian mana kota ini kekasihku sedang menunggu?
Harimau besi mengaum dalam hutan jiwaku
lentur tulang punggungnya melengkung
sepasang matanya menyapu rimba perburuan
siap menerkam tubuh harum seekor kijang
József Attila, jangan dulu pulang ke Buda,
tinggallah denganku beberapa hari di sini!
Di depan monumen dua Jan
serumpun daun tumbuh di bahu pasangan renta
kursi-kursi taman jauh lebih kekal dari para penguasa
musim semi melampaui jarum jam abadi semua mimpi
Aku menangis, dan jatuh cinta pada kota ini.
Praha, 2009
Cecep Syamsul Hari lahir di Bandung. Selain puisi, ia menulis esai, cerpen, novel. Buku puisiyanya yang telah diterbitkan: Efrosina (2002/2005); 21 Love Poems Bilingual Edition (2006/2009); Two Seasons Bilingual Edition (2007); Rimbun Dahan Bilingual Edition (2009); Perahu Berlayar Sampai Bintang (2009). Ia juga memublikasikan kumpulan cerita pendek Saya tahu, Saya akan Mati, di Laut (2003) dan novel Soska (2006).
Karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Jerman, Korea, Bengali, Ceko, Hongaria, dan dipublikasikan dalam sejumlah antologi dan jurnal internasional, antara lain: PLAV (Praha, Ceko, 2010), Heat Literary International (Sydney, Australia, 1999), Beth E. Kolko, et.al., Writing in an Electronic World: a Rhetoric with Readings (United States: Longman, 2000); Harry Aveling, Secrets Need Words: Indonesian Poetry 1966-1998 (United States: Ohio University Press, 2001); Wasafiri (London, England, 2003); Orientierungen (Bonn: 2/2006); Tina Chang, et.al., Language for A New Century: Contemporary Poetry from the Middle East, Asia, and Beyond (New York: W.W. Norton & Company, 2008); Hadaa Sendoo, World Poetry Almanac 2008, (Ulaanbaatar: World Poetry Almanac, 2008 dan 2011).
Ia diundang tinggal di Korea Selatan (2006), Malaysia (2007-2008), Hongaria (2009), Australia (2009) sebagai writer in residence.