Seorang gadis berusia sekitar tiga puluhan, berdiri di samping Zubaidah. Rani namanya. Sudah sejak dua jam lalu dengan setia menemani Zubaidah menikmati keindahan laut sore. Sesuai pesan maknya sejak dulu semasa ia masih kecil, “awasi Nenek, jangan sampai dia melompat ke laut.”
Pesan itu juga yang ia pegang sampai saat ini, Rani selalu mengawasi Zubaidah tatkala menghabiskan sore di pelabuhan.
Usia Zubaidah kini menginjak angka tujuh puluh tahun. Namun, kerutan di wajahnya tidak bisa menyembunyikan kecantikannya. Senyumnya masih terkembang sama hangat dengan senyum remaja yang tengah di mabuk cinta. Cahaya matanya masih berbinar kala menatap kilau air laut. Memandang laut yang tanpa gelombang. Tenang, setenang hatinya kini.
“Nek, kita pulang sekarang?” setengah berbisik, Rani mengajak Zubaidah untuk pulang. Rani membungkuk dengan bibir yang sedikit menempel ke telinga Zubaidah.
“Orang dari laut belum pulang. Aku menunggu Hasan,” jawab Zubaidah seraya tatapannya terpaku ke arah laut.
“Mungkin Hasan pulang terlambat, sebentar lagi Magrib. Marilah kita pulang sekarang, Nek. Mak pasti khawatir,” ajak Rani lembut.