Pengelolaan DAS dan manajemen bencana bagaikan dua sisi mata uang logam. Manajemen bencana tidak dapat dipisahkan dari pengelolaan DAS, demikian halnya pengelolaan DAS tidak dapat dilakukan tanpa mempertimbangkan aspek kebencanaan.
Pengelolaan DAS mendasarkan pembagian kawasan DAS yang pada hakikatnya dapat dibagi menjadi sistem hulu, tengah, dan hilir. Pada kasus ini, analisis bencana dilakukan pada kawasan hulu DAS Comal, salah satu DAS kritis yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Kawasan hulu DAS ini memiliki potensi ancaman bencana longsor, erosi dipercepat, dan banjir bandang. Dengan pengelolaan yang tepat, berbagai potensi ancaman bencana tersebut akan dapat diminimalkan sehingga potensi risiko bencananya juga semakin kecil.
Sasaran buku ini ialah mahasiswa, peneliti, praktisi, dan pemerhati lingkungan yang peduli dengan upaya pengelolaan DAS ataupun manajemen bencana. Upaya menciptakan pengelolaan DAS secara terpadu memerlukan perencanaan yang menyeluruh, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan dengan melibatkan berbagai pihak. DAS harus dipandang sebagai unit pengelolaan sehingga jika terjadi bencana, penanggulangannya dapat dilakukan secara menyeluruh mulai dari kawasan hulu sampai hilir. Koordinasi antarwilayah yang masuk dalam kawasan DAS juga harus terjalin baik satu sama lain.