Robert Brym mengatakan kaum intelektual dapat dikelompokkan: Pertama, memandang kaum intelektual semata-mata sebagai juru bicara bagi kepentingan satu kelas utama saja; Kedua, memandang kaum intelektual sebagai terpisah dari struktur kelas; Ketiga, menganggap kaum intelektual sebagai kelas tersendiri.
Dalam buku ini dijelaskan bahwa intelektualisme selalu memiliki relasi dengan kekuasaan dan kapitalisme. Kapitalisme telah membuat kehidupan manusia berubah, dan bagaimana posisi kaum intelektual mengambil posisi dan dalam bersikap: apakah melawan kekuasaan untuk kemudian berpihak kepada kaum yang kalah, atau mungkin kaum intelektual tidak lebih dari sebuah catatan kaki dari narasi besar kekuasaan dan kekuatan kapitalisme? dan apakah kaum intelektual adalah manusia merdeka yang memerdekakan atau mungkin mereka justru berkontribusi dalam penindasan !
Saya menulis buku ini ketika sedang studi doktoral di UIN Maliki Malang pada periode tahun 2014 sampai 2017. Dalam proses perkuliahan untuk memeroleh gelar doktor tersebut, saya merasakan banyak kejanggalan dalam dunia akademik dan intelektualisme yang bersamaan dengan itu terjadi berbagai peristiwa di Indonesia yang di dalamnya banyak terlibat kaum intelektual. Guna mencari jawaban dari kegelisahan tersebut akhirnya saya putuskan untuk menulisnya.
Fridiyanto merupakan dosen di Universitas Muaro Bungo Jambi. Ia menyelesaikan S3 di UIN Maliki Malang.