Tema tentang "Phylosophy Baru" dalam buku itu bukan merupakan sesuatu "stunt" yang dipakai Hario Kecik untuk menarik perhatian. ia sebagai seorang intelektual secara ilmiah dapat dengan sendirinya mengatakan itu dengan penuh tanggung jawab. Sejarah umat manusia telah membuktikan bahwa munculnya Para philosof negara-negara Timur dan Barat, tidak terlepas dari keadaan atau taraf perkembangan peradaban negara-negaranya secara objektif. Buah pikiran para philosof itu telah mempengaruhi jalan pemikiran sebagian rakyat dari negara philosof itu sendiri, bahkan dapat meluas keluar dari batas-batas "spatial dan temporal", dengan kata lain yang sederhana: "mendunia". Hario Kecik menyatakan dengan tegas bahwa ia tidak bermaksud menyebarkan suatu aliran philosofi baru. Ia hanya ingin jika akan timbul seorang atau beberapa orang entah di negara mana, yang mampu untuk memformulasikan suatu "philosophy baru" yang dapat diterima kalangan luas karena philosophynya itu cocok secara objektif dengan keadaan global dan universal, (Zeitgeist) sekarang ini.
Suatu topik yang juga menarik dalam buku Pemikiran Militer ke-4 ini adalah soal negara "Atlantis" yang pernah diceritakan oleh phylosof besar Plato (427-347BC). Ternyata Atlantis" itu, menurut hasil penyelidikan serius dari penulis Prof. Aryoso Santos (2005), letaknya di daerah yang sekarang "Lautan Jawa", terbentang ke arah Utara sampai pantai Vietnam. Hario Kecik menghubungkan isi buku Atlantis" itu, dengan teori pribadinya tentang Kapal Borobudur" yang pernah ia tulis dalam buku "Pemikiran Militer jilid ke-1". Dengan demikian Nenek Moyang Bangsa Indonesia, ternyata bukan orang-orang sembarangan.
Soehario K. Padmodiwirio (nama revolusi: Hario Kecik), lahir di Surabaya, 12 Mei 1921. Ayahnya adalah R.M. Koesnendar Padmodiwirio (Alm.) dan ibunya adalah R.A. Siti Hindiah Notoprawiro (Alm.). Istri pertama adalah Lily Koestadji Maskan (menikah pada tahun 1944 dan meninggal dunia pada tahun 1996). Istri kedua adalah Kusuma Dewi Putri dari Mr. Koesoemo Soetojo dan cucu dari Mr. Hoesein Djajadiningrat (menikah pada tahun 2001). Hario Kecik mempunyai 6 orang anak, 10 orang cucu, dan 2 orang cicit. Pendidikan yang ditempuh adalah Universitas Fakultas Kedokteran (zaman Belanda dan zaman Jepang, doktoral) dan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Jakarta.
Pendidikan Militer Hario Kecik, antara lain, Latihan Pasukan Khusus Komando Jepang (1943); Latihan Candra Dimuka (1951); Army Officers Advance Course (Komandan Pentomic Divisi Nuclear) Fort Benning, AS (1956-1958); United States Army Airborne Ranger Course (Komandan Pasukan Para/Payung) Fort Benning, AS (1958); Akademi General Staff Suvorov/Sekolah Tinggi Militer yang meliputi 4 Angkatan, Darat, Laut, Udara, dan Roket di Uni Soviet (1965-1968).