Buku berisi tentang perbandingan antara Orde Baru dan Pemerintahan Jokowi dalam melangengkan kekuasaan politiknya, yang dianalisis dengan pendekatan semiotika.
Bahwasannya sebuah rezim akan selalu mengeksploitasi tubuh warga negaranya, dengan praktik-praktik diskursif, dimana praktik ini dimaksudkan sebagai menciptakan ketertatanan sosial, pendisiplinan, dan bahkan sebagai satu cara sebuah rezim melangengkan kekuasaannya. Seperti halnya yang terjadi pada saat sekarang dimana Rezim Jokowi berusaha "menjinakkan" para penentang rezim dengan penurunan baliho Habib Rizeq Shihab, kriminalisasi Mayjen (purn) Kivlan Zen, dan ruang kuasa baru seperti Covid-19.
Praktik diskursif ini dibuat dengan sedemikian rupa, sehingga memberikan bekas-bekas kekuasaan yang akan mentransformasikan sebuah kekerasan simbolis dan penjinakan para anti-rezim
Hartanto adalah warga negara Indonesia yang lahir dikota Boyolali, Jawa Tengah. seorang alumnus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik , Ia mantan seorang jurnalis dan aktif di kegiatan sosial. banyak karya pustaka yang ia telah terbitkan