JANGAN AMBIL NYAWA PUTRIKU
Kuhusu kitabu pepe hiki
Hana Atmajaya, wanita muda, cantik, pintar, dan punya karier yang cukup bagus. Hana menikah dengan Aditya Dwipangga, rekan satu perusahaan yang menaungi mereka.
Pasangan Hana dan Adit tinggal di rumah orang tua Adit.
Rumah tangga bila ada campur tangan pihak ketiga, hampir bisa dipastikan kacau bahkan bisa berakibat fatal.
Tiga tahun lebih menjalani pernikahan, pasangan muda itu baru dikaruniai seorang putri cantik yang diberi nama Kayla Syahla Andira.
Kayla kecil yang awalnya tumbuh sehat dan cerdas, hingga usianya menginjak tiga tahun, mengalami kejang-kejang. Herlina, mamanya Adit menganggap penyakit Kayla disebabkan faktor keturunan dari pihak keluarga Hana. Perang dingin tak terhindarkan antara Hana dengan sang ibu mertua.
Dilema bagi Aditya sebagai seorang anak laki-laki satu-satunya di keluarganya dan juga sebagai kepala keluarga untuk anak dan istri. Haruskah Adit memilih antara bakti pada sang mama atau tanggung jawab pada anak istrinya? Adit tersudut seakan berada di tepi jurang yang sangat dalam dan gelap.
Lalu apa sebenarnya penyakit yang diderita Kayla? Bagaimanakah perjuangan Hana sebagai seorang ibu dalam mengupayakan kesembuhan bagi sang putri? Masih adakah waktu dan kesempatan lebih lama bagi Hana untuk merawat sang buah hati?
Ikuti kelanjutan kisah ini. Siap menguras emosi dan perasaan pembacanya.
