Dibandingkan dengan konsep desa wisata, konsep pariwisata perdesaan sendiri lebih sering ditemukan di dalam berbagai publikasi ilmiah (Youell, 1996;Page dan Getz, 1997;Kuvacic, et.al, 2010; Chuang, 2010). Namun demikian secara subtansial tidak terlihat perbedaan yang siginifkan antar keduanya. Chuang (2010:1313) dan Kuvacic, et.al, (2010: 1648) merangkum pendapat beberapa ahli dan lalu memaknai pariwisata perdesaan dengan menunjukkan suatu lingkungan geografis tempat terjadi/berlangsungnya aktivitas pariwisata dan karakteristik asli berupa budaya tradisional, budaya pertanian, lanskap pedalaman dan gaya hidup sederhana. Konteks ruang (space) menjadi penting untuk memosisikan aktivitas dan implikasi perkembangan pariwisata perdesaan. Ahli lain mengartikan “rural tourism is one of the forms of sustainable development that through promoting productivity in rural zones, brings about employment, income distribution, preservation of village environment and lokal culture, raising host community’s participation and presenting appreciate methods to conform beliefs and traditional values with new circumstances” Youell (1996: 136). Rural tourism adalah bentuk alternative pariwisata yang mampu menyumbang perubahan-perubahan positif terhadap sumberdaya social, ekonomi dan budaya di daerah perdesaaan.
[UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]
Prof. Dr.-Phil. Janianton Damanik, M.Si. Pria kelahiran Liangdeak, Kabupaten Simalungun, Suma tera Utara, 22 September 1962. Menyelesaikan pen di dikan sarjana di Jurusan Sosiatri, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, tahun 1987, kemudian master pada Program Kepen dudukan di universitas yang sama pada tahun 1993, dan mendapatkan gelar Doktor Geografi Sosial di Universitas Bielefeld, Jerman, tahun 1999. Pada tahun 2010 beliau menduduki jabatan akademik sebagai Guru Besar Jurusan Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM. Aktivitas beliau sangat padat, dari tahun 2007 hingga sekarang masih menjadi anggota Tim Asesor BAN-PT, Ketua Program S-2 Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM (2011–2012), serta Ketua Program Magister Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana UGM (2006–2008). Beberapa karya ilmiah yang dihasilkan, antara lain: Penanggulangan Kemiskinan melalui Pariwisata (ko-penyunting, 2005), Perencanaan Ekowisata: Dari Teori ke Aplikasi (bersama Helmut F. Weber, 2006), Manajemen Destinasi Pariwisata – Sebuah Pengantar Ringkas (bersama Frans Teguh, 2012), Pariwisata Indonesia – Antara Peluang dan Tantangan (2013), dan aktif menulis tentang isu pariwisata dan pembangunan sosial di jurnal ilmiah nasional dan internasional serta media massa.
RR. Esti Cemporaningsih yang lahir dan besar di Daerah Istimewa Yogyakarta menghabiskan masa kecilnya di Wates. Setelah menamatkan pendidikan mene ngah di SMAN 1 Wates, Kulon Progo, pada tahun 1997, kemudian melan jutkan pendidikan di Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Uni versitas Gadjah Mada. Secara resmi mulai ber gabung dengan Puspar UGM pada pertengahan tahun 2002. Ilmu arsitektur yang dipelajari di bangku kuliah berkembang dalam kegiatan-kegiatan penelitian dan perencanaan yang dilakukan. Minat terhadap penelitian dan perencanaan terkait pariwisata terus berkembang, dan akhirnya memutuskan untuk mendalami ilmu kepa ri wisataan di Magister Kajian Pariwisata Sekolah Pasca sarjana UGM.
Fernando Marpaung Menjalankan kegiatan pengabdian pada masyarakat, penelitian, dan pelatihan di bidang pariwisata menjadi tugas utama yang dilakukan oleh Fernando Marpaung (Nando) sejak bergabung dan aktif di Puspar UGM pada akhir tahun 2000. Kerja sama dengan beberapa peme rintah dae rah (provinsi, kabupaten, kota) sudah banyak dila ku kan, terutama dalam bidang pengembangan kepariwisataan. Menyelesaikan pendidikan S-2 di Magister Kajian Pariwisata Sekolah Pascasarjana UGM pada tahun 2009 dan S-1 Jurusan Teknik Sipil dengan minat Manajemen Lalu Lintas pada tahun 2000 di universitas yang sama. Pendidikan dasar, menengah, dan atas diselesaikan di kota kelahirannya, Balige, sebuah kota kecil yang indah di pinggiran Danau Toba. Minat kajian: Perencanaan Pariwisata dan Manajemen Transportasi.
Destha Titi Raharjana Laki-laki kelahiran kota gudeg tahun 1972 ini sudah sejak 1998 aktif di Pusat Studi Pariwisata. Meraih gelar Sarjana Ilmu Antropologi dan masternya di Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada. Memiliki minat pada bidang penelitian, pendidikan, dan pengabdian pada masyarakat. Puluhan kegiatan penelitian kepariwisataan sudah dilaksanakan dengan dukungan pemerintah pusat (Kementerian Pariwisata, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Kesra, Kementerian Daerah Tertinggal) dan pemerintah daerah. Pernah terlibat dalam kegiatan pene litian bersama UNESCO di wilayah NTT. Kegiatan pendampingan dan pengembangan homestay yang difasilitasi ILO juga pernah dijalani di wilayah Kabupaten Malang dan Kota Sabang, NAD. Sempat mendapatkan pengalaman sebagai konsultan manajemen Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pariwisata, khususnya di wilayah Kota Sawahlunto, Ende (Flores), Bengkalis (Riau), dan Sulawesi Barat. Masih aktif juga di organisasi, seperti Forum Desa Wisata Kabupaten Sleman dan Badan Promosi Pariwisata Kota Yogyakarta (periode 2010–2014). Selama bergabung sebagai staf peneliti Puspar UGM, pernah menjadi pemateri di beberapa seminar internasional, yang diadakan di lingkup ASEAN, seperti di Chiang Mai dan Malaysia. Minat kajian: dampak sosial budaya pariwisata, pemberdayaan masyarakat, ekowisata, dan desa wisata.
Erda Rindrasih Menyelesaikan studi tingkat sarjana di Fakultas Geografi UGM Jurusan Perencanaan Pengembangan Wilayah (sekarang Pengembangan Wilayah) pada tahun 2004. Erda Rindrasih banyak meneliti tentang proses pengembangan wilayah berbasis pariwisata, khususnya pada daerah kritis rawan bencana dan daerah tertinggal di Indonesia. Pada tahun 2009 menyelesaikan studi master di Department of Urban and Regional Planning (DURP) University of Hawaii at Manoa dengan tesis berjudul “The Analysis of Yogyakarta Tourism Master Plan”. Setelah lulus ia kembali bergabung dengan Puspar UGM dan mengelola penelitian dan kerja sama pada skala internasional. Saat ini Erda Rindrasih sedang menempuh study program Ph.D. di Utrecht University, The Netherland, pada program Geoscience and Planning. Pendidikan: master di Department of Urban and Regional Planning (DURP) University of Hawaii at Manoa. Sarjana Perencanaan Pengembangan Wilayah, Fakutas Geografi,Universitas Gadjah Mada.
Henry Brahmantya menyelesaikan pendidikan sarjana di Jurusan Antropologi Budaya, Fakultas Sastra (sekarang Ilmu Budaya), UGM. Banyak pengalaman penelitian yang sudah dilakukan, khususnya dalam bidang sosial dan budaya. Pada tahun 2005 bergabung di Pusat Studi Pariwisata UGM dengan kegiatan pertama adalah Pengembangan Pariwisata di Desa Lereng Merapi. Saat ini banyak melakukan penelitian di bidang sosial dan budaya terkait denganpariwisata. Keahlian lain dalam bidang desain grafis dan teknologi informasi.
Wijaya Ladampa lahir di Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara, pada tahun 1978. Memperoleh gelar Sarjana Kehutanan UGM pada tahun 2002 dan menyelesaikan pendidikan S-2 di Magister Ilmu Lingkungan di universitas yang sama. Memiliki minat penelitian, pendidikan, dan pengabdian kepada masyarakat yang terkait dengan ilmu lingkungan dan kehutanan. Puluhan kegiatan riset kepariwisataan sudah dilaksanakan dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah, khususnya studi-studi perencanaan pariwisata (masterplan) di kawasan timur Indonesia (Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, NTT, Maluku, Maluku Utara, dan Papua Barat). Empat tahun terakhir ini fokus pada riset dan pemberdayaan desa-desa wisata di wilayah Sulawesi. Minat kajian: peren canaan pariwisata, ekowisata, dan pemberdayaan masyarakat.