“Ara, sudah disiapkan semua keperluannya?” tanyaku pada Ara, gadis kecilku yang kini sudah menginjak remaja.
“Sudah, Ma. Tingga pembalut saja yang belum!” Sahut Ara sambil memainkan ponsel miliknya sebelum nanti akan diberikan padaku karena ada larangan membawa ponsel di asrama.