Tak ada yang mati pada peristiwa Mei 1968, namun Kristeva memahami betul tentang inti peristiwa Mei 1968, bahwa yang disuarakan saat itu adalah perlunya kerja sama sosial. Masyarakat bukanlah keutuhan yang tertutup. Setiap individu selalu memiliki kesempatan untuk mencermati norma-norma. Tak ada kontradiksi mutlak antara penegasan hasrat dan penerapan sebuah batasan. Namun di sisi lain, seseorang tidak dapat “menyentuh dasar” dengan dirinya sendiri tanpa pemberontakan.
Dalam buku ini, Julia Kristeva memperluas definisi pemberontakan di luar politik. Kristeva melihat pemberontakan sebagai kesadaran yang selalu mempertanyakan dan transformasi permanen, perubahan yang menjadi ciri kehidupan psikis dan, dalam kasus terbaik, seni. Baginya, pemberontakan bukan hanya tentang penolakan dan penghancuran—itu adalah proses pembaruan dan regenerasi yang selalu dibutuhkan.