Menjunjung Langit Menjejak Bumi
Giới thiệu về sách điện tử này
PENULIS: Ahmad Muhli Junaidi
ISBN: 978-602-443-608-7
Ukuran : 14 x 21 cm
Tebal : 200 halaman
Sinopsis:
Sebuah puisi dan sajak-sajak, bukan semata kata yang cantik dan indah. Puisi merupakan keindahan itu sendiri yang menjelma dalam kata-kata. Artinya, kata-kata bukanlah sebab dari keindahan puisi itu, melainkan akibatnya. Puisi tidak menjadi indah karena kata-kata, melainkan kata-kata menjadi indah karena puisi yang dikandungnya seperti sehelai kertas menjadi indah karena lukisan, dan bongkahan kayu menjadi indah karena ukiran dan pahatan. Di dalam puisi, ada kesinambungan antara kata dengan sajak-sajaknya.
Stressing dalam puisi, yakni sebuah sajak sangat mengutamakan pikiran, perasaan, fantasi dan imajinasi sang penyair. Secara umum, puisi adalah persoalan ekspresi diri dari sang kreator, yakni si empunya puisi itu. Setiap sajak dalam puisi adalah ekspresi diri seorang penyair terhadap pergulatan hidupnya dalam menempuh cabaran dunia. Sebab itu, sajak merupakan perwujudan dari sebuah pengalaman konkret dari sang penyair yang memiliki kekhasan tersendiri yang terbatas, dan diangkat pada suatu sublimasi yang lebih nyata, sehingga memungkinkan untuk membandingkan analogi dan asiosiasi dengan pengalaman diri sendiri. Dalam tahapan ini, puisi dan sajaknya merupakan multi-interpretable, yaitu sebuah kerangka untuk memaknainya sesuai dengan pengalaman penyair, yang diharapkan dapat pula memperkaya pengalaman rohani orang lain.
Email : guepedia@gmail•com
WA di 081287602508
Happy shopping & reading
Enjoy your day, guys
Giới thiệu tác giả
Penulis lahir di desa terpencil kabupaten Sumenep paling barat, yakni desa Montorna, dengan nama lahir “Muniri”. Karena sering sakit, oleh kakeknya Radiman, nama itu diubah menjadi “Muhli”. Kemudian oleh guru ngaji (guru alif) di Langgar, nama kecil itu ditambah menjadi “Ahmad Muhli Junaidi”, dengan maksud, kata guru mengaji penulis, agar dapat mencontoh Nabi Muhammad SAW yang nama beliau juga “Ahmad”, dan mengabdi pada orang tua saya yang telah tertungkus-lumus membiayai, mengopeni, menyayangi penulis sampai ayah wafat. Ayah penulis itu bernana “Junaidi”. Tapi sayangnya, nama asli pemberian guru mengaji itu oleh guru SD penulis tak dicantumkan. Jadinya, di ijazah penulis hanya tercantum nama “Muhli” saja. Tapi penulis telah berkomitmen untuk senantiasa mencantumkan nama “Ahmad Muhli Junaidi” di karya-karya penulis sebagai rasa hormat pada sang guru alif itu. Tangal lahir penulis tak diketahui. Maklum orang desa, tapi guru SD menafsir saja menjadi: 13-03-1978.
Tamat SDN Prancak II 1990, penulis mondok di Annuqayah sampai tahun 1995, lalu pindah ke MAN 2 Jember, lulus tahun 1998. Menganggur satu tahun, penulis kerja bangunan di Bali. Kemudian tahun 2000 penulis melanjutkan cita-cita untuk menjadi guru Sejarah, oleh karena itu penulis kuliah di IKIP PGRI Jember di Program Studi Sejarah. Kini, penulis mengajar Sejarah di tiga sekolah, yaitu SMA Assalam, SMA 3 Anuuqayah, dan MTs 1 Putri Annuqayah. Khusus di MTs 1 Putri Annuqayah, ditambah pelajaran untuk mengampu Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila. Sebuah pelajaran yang masih sangat terkait dengan sejarah.
