Mesir 40 Dolar

· Muhamad Bisri Ihwan
5,0
1 Rezension
E-Book
295
Seiten
Bewertungen und Rezensionen werden nicht geprüft  Weitere Informationen

Über dieses E-Book

Selama kurang lebih dua belas tahun lamanya, saya lahir dan tumbuh besar di kota suci Makkah alias di Kerajaan Arab Saudi. Perjalanan hidup selanjutnya saya tempuh di negeri Mesir selama kurang lebih sebelas tahun, yakni sejak 2002 hingga 2013. Tentu saja banyak perbedaan signifikan antara dua negara Arab tersebut, baik dalam aspek kebudayaan, keseharian, watak penduduk, nuansa keilmuan dan lain sebagainya.

Bagi saya pribadi, kehidupan di Mesir jauh lebih nyaman dan unik. Tidak meleset sebuah firman suci yang berbunyi: " Masukilah negeri Mesir insya Allah dengan aman." (QS. Yusuf: 99). Maka tidak pula berlebihan jika buku serial Mesir karya sahabat baik saya, Gus Bisri, menjadi rilis dan terbit berseri-seri. Pasalnya, tentang negeri para nabi, banyak hal menarik yang memang harus dikemukakan dan diceriterakan. Saya bahkan berkeyakinan, tanpa Mesir, peradaban Islam di dunia menjadi hambar dan tidak segar. Wajar saja dijuluki sebagai ibu dunia yang merupakan induk peninggalan sejarah paling fenomenal sepanjang masa.

Universitas al-Azhar sebagai kiblat Aswaja dunia juga menarik untuk senantiasa dilirik dan diperhitungkan. Perjalanan politik di Mesir pun begitu memikat perhatian untuk ditelaah dan dikaji. Sewaktu mengabdi di KBRI Kairo, banyak pesan penting dan kesan berharga yang telah saya koleksi. Jika berkesempatan, buku tentang Mesir turut saya susun, bahkan mungkin berjilid-jilid.

Di Mesir pula tertebar taman-taman surga, berupa makam-makam para kekasih sejati-Nya. Sebut saja Imam asy-Syafi'i, Syekh Ibrahim ad-Dusuqi, Syekh Ahmad al-Badawi, Syekh Abu al-Hasan asy-Syazuli, Syekh Ibnu Atha'illah as-Sakandari, Syekh Ahmad ad-Dardir, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dan masih banyak lagi. Belum lagi para pembesar dan pemuka Ahlul Bait sekaliber Imam al-Husain, Siti Zainab, Siti Aisyah, Siti Nafisah dan anggota keluarga Nabi lainnya yang telah dibersihkan Allah sebersih-bersihnya. Keberadaan makam-makam keramat tersebut tentu saja memberi nilai tambah bagi kemuliaan negeri kinanah itu. Terlebih, Mesir merupakan negara satu-satunya yang mana Allah telah menjelamakan diri kepadanya, sebagaimana dimaktubkan dalam kitab suci.

Keluasan wawasan para ulamanya pun patut dikagumi. Bagaimana tidak, Imam Syafi'i saja, tanpa menggali ilmu syariat di Mesir, maka takkan menghadirkan fatwa-fatwa brilliant bertajuk qaul jadid. Dan jika dicermati, para alumni Mesir secara umum tampak lebih membuka diri, lebih toleran dan lebih kekinian serta lebih membumi bila dibandingkan dengan jebolan-jebolan Saudi, Yaman dan lain-lain. Beragamnya aliran pemikiran dan pergerakan di Mesir pun dapat menunjang proses pengayaan informasi para penimba ilmu serta pemburu pengalaman dengan segala tantangan intelektual dan spiritual yang ada.

Hemat saya, menggali keislaman di Mesir akan lebih mencerahkan nan mencerdaskan bagi masa depan umat di Indonesia yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Sebab, budaya, keseharian serta tuntuan situasi dan kondisinya hampir tak mudah dibedakan, sehingga fatwa-fatwa Mesir akan lebih cocok untuk diterapkan di Indonesia bila dikomparasikan dengan fatwa-fatwa dari Saudi dan Yaman, misalnya. Terbukti, Habib Ali Zainal Abidin al-Jifri, ulama terkemuka Yaman itu, mulai go international dan jangkauan dakwahnya lebih meluas serta mudah diterima di mana-mana justru setelah merantau nyantri di bumi Mesir.

Karena itu, semua buku tentang Mesir dan ke-Mesir-an selalu penting untuk ditelaah dan dikaji, tak terkecuali buku yang ditulis oleh ilmuwan muda sekelas Gus Bisri, karena sedemikian rupa akan membuka cakrawala berpikir pembaca sembari menyajikan kesan dan pesan penuh arti. So, selamat ngaji (mengasah jiwa) sambil ngopi (mengolah pikir) melalui buku berharga ini!.

Bewertungen und Rezensionen

5,0
1 Rezension

Autoren-Profil

Muhamad Bisri Ihwan. Dilahirkan di Banyuwangi pada tanggal 24 Juni 1987. Putra ketiga dari Bapak H. Ichwan Mushtofa dan Ibu Hj. Siti Mas’udah. Adik dari dua kakak perempuan bernama Siti Mutmainnah dan Mahmudah Ichwan. Sejak kelas 3 SD sudah mondok di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi hingga lulus SMK Darussalam pada tahun 2005. Lalu melanjutkan belajar di perguruan tinggi di Institut Agama Islam Darussalam (IAIDA) Blokagung hingga semester 4. Selanjutnya mendaftar beasiswa di KEMENAG untuk bisa kuliyah di luar negeri khususnya di Universitas Al-Azhar Mesir dan diterima. Tahun 2009 akhir, berangkat ke Mesir melanjutkan belajar di Universitas Al-Azhar di Fakustas Ushuluddin Jurusan Tafsir Qur’an dan selesai pada tahun 2013 dengan gelar Lc.

Pada tahun 2015 melanjutkan study S2 di IAIN Jember, mengambil Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) dan lulus pada tahun 2017 dengan gelar M.Pd. Pada tahun 2019, melanjutkan kembali belajar dengan menempuh S3 Doktoral di UIN Malang yang disponsori oleh LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) lewat jalur Beasiswa Santri PK 144 dan masih mengambil di jurusan yang sama saat S2 yakni Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Dia sekarang sedang mempersiapkan untuk menyusun penelitian Disertasinya. Sejak 2015 hingga sekarang mengabdi sebagai Dosen tetap di IAIDA Blokagung.    

Kegiatan sehari-harinya adalah menjadi guru di Pondok Pesantren Minhajut Thullab Sumberberas, Muncar, Banyuwangi yang diasuh oleh mertuanya bernama KH. Fakhruddin Mannan dan Ibu Nyai Hj. Nasiroh. Sejak 2013 pada saat baru pulang dari Mesir, dia menikah dengan Ro’fat Hizmatul Himmah. Pada tahun 2019 keduanya dikaruniai putra angkat bernama Ahmad Adkhilni Mudkhola Shidqin.

Organisasi yang aktif diikuti adalah menjadi Ketua Umum MATAN (Mahasiswa Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah) Kabupaten Banyuwangi masa abdi 2019-2024. Dia juga diberi amanat untuk menjadi Sekretaris Jendral JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah) Kabupaten Banyuwangi masa abdi 2019-2024. Menjadi Wakil Ketua PC. GP. Ansor Kabupaten Banyuwangi periode 2020-2025.

Penulis 5 Buku Serial Mesir berjudul “926 Cairo”, “Cairo Oh Cairo”, “Umroh Koboy”, dan “80 Coret Mesir”, “Mesir 40 Dolar”, dan 1 Serial Tasawwuf berjudul “Ngofi – Ngobrol Sufi”. Penulis Buku “Manajemen Kurikilum Pendidikan Bahasa Arab” bersama mahasiswa Doctoral PBA UIN Malang. Penulis Buku “Siluet Impian 3” bersama teman-teman awardee LPDP UIN Malang.

Penulis di Jurnal Bahasa Arab “Al-Bayan 2020” berjudul “Intensive Arabic Language Teaching to Acquire the Four Linguistic Skills | Tadrĩs al-Lugah al-‘Arabiyyah al-Mukaśśaf li Iktisāb al-Mahārāt al-Lugawiyyah al-Arba’”. Penulis di Jurnal Bahasa Arab “At-Ta’rib 2020” berjudul “Istirātījiyyāt Ta’līm Mahārah Al-Kalām ‘ala Dhou’ Al-Nazariyyah Al-Sulūkiyyah “Behaviorism Theory” bima’had Al-Ansor Padang Sidempuan”.

Dieses E-Book bewerten

Deine Meinung ist gefragt!

Informationen zum Lesen

Smartphones und Tablets
Nachdem du die Google Play Bücher App für Android und iPad/iPhone installiert hast, wird diese automatisch mit deinem Konto synchronisiert, sodass du auch unterwegs online und offline lesen kannst.
Laptops und Computer
Im Webbrowser auf deinem Computer kannst du dir Hörbucher anhören, die du bei Google Play gekauft hast.
E-Reader und andere Geräte
Wenn du Bücher auf E-Ink-Geräten lesen möchtest, beispielsweise auf einem Kobo eReader, lade eine Datei herunter und übertrage sie auf dein Gerät. Eine ausführliche Anleitung zum Übertragen der Dateien auf unterstützte E-Reader findest du in der Hilfe.