Para wali menginginkan dakwah Islam yang semula bergerak di jalur kultural, mendapatkan legitimasi politiknya di jalur struktural. Era keemasannya terjadi pada masa kepemimpinan Raden Trenggana, yang luas wilayah meliputi hampir seluruh Pulau Jawa, kemudian Madura, Jambi, Palembang, Bangka, Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kepulauan Sulu di Filipina. Pada era ini pula, Demak Bintara menjelma sebagai kekuatan maritim terbesar di Asia Tenggara.
Buku ini mengupas sejarah singkat kerajaan ini dari awal pendirian hingga keruntuhannya. Selebihnya, diuraikan pula tata kenegaraan dan sistem pemerintahannya, dasar hukum, industri perkapalan dan metalurgi yang dikembangkan, serta proyek islamisasi yang jejaknya masih terasa hingga kini. Lewat buku ini, pembaca akan mengetahui bahwa Demak Bintara merupakan pusat penciptaan peradaban muslim Nusantara, sekaligus memahami perannya dalam merombak kebudayaan Hindu-Buddha hingga akar-akarnya.