Indonesia telah membumbui dunia sejak revolusi cita rasa di Prancis tahun 1500. Hal ini dikemukakan dalam buku ini. Diungkapkan pula pada setiap daerah terdapat bumbu khas masing-masing pada 34 daerah kuliner yang ada. Pengaruh bangsa-bangsa lain di dunia (Arab, Persia, Turki, Kamboja, India, Melayu, dan Cina) serta akulturasi internal etnis dalam negeri seperti pengaruh kuliner Aceh di Minangkabau, pengaruh Minangkabau di Jambi, Riau, Kalimantan Barat, Bugis, dan Mandar, juga pengaruh Jawa di Lampung sangat mewarnai ragam kuliner Indonesia. Hal-hal yang istimewa yang terjadi dalam kuliner Indonesia yang menyangkut struktur, bumbu, dan bahan dibahas tuntas dalam buku ini. Pembaca yang ingin tahu mengenai struktur, bumbu, dan bahan dalam kuliner Indonesia dapat melakukan pendalaman melalui tulisan yang ditulis secara komprehensif ini.
Dalam buku ini tergiring arah pemikiran untuk mengidentifikasi ikon kuliner Indonesia dengan berbagai pertimbangan yang penting. Terbukti bahwa rendang dan es cendol telah terpilih sebagai makanan lezat di tingkat dunia. Rijsttafel telah mampu menjadi ikon makanan Indonesia, khususnya di Belanda. Menurut sebarannya, gulai, soto, dan sate pantas menjadi representasi dalam hidangan Indonesia. Disusul hidangan gado-gado, makanan berbasis tempe, serta aneka kudapan berbasis beras, ketan, dan singkong. Memahami kuliner Indonesia sungguh pengalaman berharga karena menikmati hidangan merupakan bagian yang tidak boleh dilewatkan apalagi ditinggalkan dalam hidup ini. Memahami kuliner Indonesia dapat meningkatkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
Murdijati – Gardjito, guru besar Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Telah mengabdi sebagai pengajar di UGM sejak 1963 – 2007. Setelah itu penulis masih aktif sebagai peneliti pada Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM disamping mengajar pada program studi S2 dan S3 Ilmu Pangan serta program S1 Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian hingga tahun 2015. Selain itu, penulis juga mengajar pada program pascasarjana pada beberapa sekolah tinggi pariwisata untuk mata kuliah penerapan ilmu pangan dan gizi di bidang kuliner dan mata kuliah Indigenous Indonesia culinary. Sejak tahun 2003 penulis merasa tertarik untuk mendalami aspek sejarah sosial budaya dan memahami keunggulan makanan tradisional Indonesia, hingga telah menyelesaikan penulisan puluhan buku-buku tentang makanan tradisional dan kuliner Indonesia. Hasil penelitian yang ditulis dalam buku ini merupakan hasil karya mandiri penulis bersama mantan mahasiswa yang kemudian menjadi asistennya di dalam meneliti berbagai aspek tentang kuliner Indonesia. penemuannya dalam penelitian tentang struktur, bahan dan bumbu dalam kuliner Indonesia makin menarik perhatian penulis untuk memahaminya lebih jauh. Menurut pendapatnya, kuliner Indonesia merupakan khasanah ilmu yang menakjubkan bagi umat manusia dalam mengantar kenikmatan bagi kehidupan yang penuh kebajikan yang mengiringi kesejahteraan. Dalam usianya yang menuju 80 tahun penulis berniat tetap berkarya dalam mendokumentasikan makanan tradisional hingga menjadi produk kuliner Indonesia.
Rhaesfaty Galih Putri, lahir di Yogyakarta 1993. Dibesarkan dan menyelesaikan pendidikan sampai S-1 di Yogyakarta. Menempuh pendidikan terakhir di Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada Yogyakarta jurusan Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian. Setelah lulus, menjadi asisten peneliti pada PSPG UGM dan bekerja bersama Prof. Murdijati - Gardjito. Sejak saat itu, mulai tertarik dengan makanan tradisional dan gastronomi. Selain gemar membaca, mulai mencoba dalam dunia menulis dan masih terus berusaha belajar. Saat ini sedang menempuh studi Ilmu dan Teknologi Pangan di Universitas yang sama.