Cakra mengusap kepalanya yang licin. Jelas terlihat wajah pemuda berkepala plontos itu begitu gusar. Kawasan ini tidak ramah terhadap dirinya yang kurang menyukai suasana mistis. Kalau bukan karena memikirkan soal konten yang belakangan ini banyak diminati, mungkin Cakra akan berpikir dua kali untuk mendatangi pulau ini.
Ketika Bara menceritakan perjalanan mereka, Cakra tidak bisa menolak sama sekali. Lagi pula, bisa melihat Pulau Nusakambangan yang terkenal adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Setidaknya rasa ingin tahunya tentang pulau fenomenal itu bisa terjawab langsung sekarang. Sejak bertolak dari Jakarta semalam mereka hanya bisa melihat pulau itu tanpa bisa singgah karena peraturan yang sangat ketat. Sebenarnya Cakra berharap bisa melihat langsung keadaan rutan, tetapi tujuan mereka ke Pulau Hitam hanya memberi mereka kesempatan untuk menyaksikan keindahan Pulau Nusakambangan dari speedboat saja.
Lama Cakra terduduk mengamati sepatunya yang kotor. Kekesalannya seakan tidak habis-habis.
Cakra sama sekali tidak punya pikiran buruk soal hilangnya Leta. Menurutnya bisa saja Leta saat ini sedang menelusuri pulau, karena setahunya Leta adalah gadis yang suka dengan petualangan. Namun, yang masih bergelayut di benak Cakra tentang Leta adalah sejak kapan gadis itu meninggalkan lokasi tenda?
"Hhh! Aku bahkan lupa bawa botol minum. Apa aku kembali dulu ke tenda?" gumam Cakra seraya menoleh ke arah belakang tepat tempat tenda mereka seharusnya terbentang. Rasa haus dan lapar membuat Cakra memutar arah menghentikan pencariannya.
Cakra tercengang kala mendapati Tulus tengah asik menikmati mi instan di dekat bekas api unggun. Lekas dihampirinya pria itu dan mengambil tempat duduk tepat di sampingnya.
"Kamu tidak mencari Leta?" tanya Cakra mengamati Tulus dengan saksama.
"Harusnya, tapi aku lapar banget. Lagi pula, Leta tidak mungkin pergi jauh dari sini, paling dia sedang asyik berkeliling melihat keadaan sekitar," ujar Tulus enteng.
Tanpa menunggu Tulus mempersilakannya makan, Cakra mengambil satu cup mi instan dan menyeduhnya dengan air panas dari termos. Tubuh tambunnya harus segera diberi asupan atau jika tidak, jangankan tubuhnya, bahkan otaknya pun tidak akan bisa bekerja dengan baik.