Nenek Pemakan Janin

· MDP
5.0
1 review
eBook
484
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn more

About this eBook

Sudah tiga bulan aku mengikuti suami tinggal di rumah orang tuanya. Di rumah ini kami hanya tinggal berlima. Aku, suami, ibu mertua, nenek, dan seorang pembantu.

Kampung ini cukup terpencil. Berada di antara jajaran kebun teh. Di ujung barat sana adalah sebuah bukit dan hutan belantara. Sungai mengalir dengan jernih membelah kampung ini.

Aku tinggal di rumah lumayan besar untuk ukuran rumah di kampung ini. Mas Arka, suamiku, mewarisi salah satu perkebunan teh yang dimiliki keluarga ini sejak dari nenek masih muda.

Setengah dari perkebunan teh di kampung ini adalah milik keluarga Mas Arka. Sementara setengahnya lagi dimiliki oleh orang luar kampung ini, dari Jakarta.

“Buk, dari mana?” tanyaku. Saat melihat ibu mertuaku baru saja datang.

“Oh, habis dari rumah Pak RT,” jawabnya datar.

“Anaknya sudah melahirkan? Bukannya masih ....” Aku mengingat-ingat sembari menaksir usia kehamilan anak Pak RT itu.

“Masih empat bulan.”

“Terus?” tanyaku lagi.

“Keguguran.”

“Astaga. Semoga anak Pak RT ikhlas dan tabah menghadapi cobaan ini.”

“Justru ini jauh lebih baik daripada anak itu lahir.”

“Maksudnya? Aku tidak mengerti, Buk.”

“Sudahlah. Pada saatnya nanti kamu juga akan mengerti.”

Ibu mertuaku memang seorang dukun bayi di kampung ini. Profesi yang sudah diwarisi secara turun-temurun. Dulu sewaktu nenek masih sehat, ibu mertuaku hanya menemani saja. Sekarang setelah nenek sudah sepuh, ibuk mengajak Bik Lasmi, pembantu di rumah ini untuk membantunya.

“Itu apa, Buk?” tanyaku, ketika melihat ibu mertuaku membawa kantong kresek hitam.

“Oh, ini tadi oleh-oleh dari Pak RT. Untuk nenek.”

“Oh, apa isinya?” tanyaku masih penasaran.

“Bik, simpan ini. Nanti bantu saya masak, ya.”

“Iya.” Bik Lasmi bergegas mengambil kantong kresek itu dan lalu pergi menuju kamar nenek.

Ibu mertuaku berlalu begitu saja tanpa memberi jawaban terlebih dahulu. Aku merasa semakin banyak keanehan di rumah ini. Lebih tepatnya di keluarga ini. Pertanyaan-pertanyaan sudah semakin banyak menumpuk di kepalaku.

“Buk! Aku ikut masak, ya.” Aku bergegas berdiri lalu mengejar ibu mertuaku ke arah dapur.

“Suamimu belum bilang?” tanyanya, menghentikan langkahnya.

“Sudah. Aku ndak boleh memasak. Aku cukup diam saja di rumah ini.”

“Lah ... itu.”

“Aku merasa jadi istri tak berguna, Buk.”

“Kamu itu berguna. Suamimu itu sungguh ingin memanjakanmu. Ibuk juga sama. Cuma satu yang Ibuk ndak suka dari kamu.” Ibu mertuaku menatapku.

“Apa?” tanyaku pelan tanpa gairah lagi.

“Terlalu penasaran.” Ibu mertuaku kembali berjalan menuju dapur.


Ratings and reviews

5.0
1 review

Rate this eBook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Centre instructions to transfer the files to supported eReaders.