PENGANTAR BERFILSAFAT: MANUSIA SUBJEK SEKUNDER Pencari dan Perekayasa Kebenaran dan Kebaikan

·
· PT Book Mart Indonesia
5.0
2条评价
电子书
475
评分和评价未经验证  了解详情

关于此电子书

 Tuhan Yang Mahaesa, Pemilik dan Sumber Kebenaran dan Kebaikan mutlak, berkehendak dan bersabda bebas tidak karena sebab dan syarat. Bergayut dengan pemahaman tersebut, jika buku ini dapat memandu pembaca menemukan kebenaran dan kebaikan selama mengada dalam kontinum ruang dan waktu fana semata-mata karena kehendak dan bimbingan-Nya. Jika kemudian masih ditemukan kesalahan semata-mata karena keterbatasan kemampuan penulis. Semoga selawat dan salam tersampaikan kepada Muhamad Rasulullah penerima dan pembawa risalah kebenaran dan kebaikan. Dengan harapan kita sebagai pengikutnya menjadi dapat berkehendak dan bertindak bijaksana dalam bingkai kasih dan sayang.


Selaras dengan pemahaman tersebut, jika kebetulan kita berjalan-jalan dan singgah di toko buku, berkelas nasional seperti Gramedia, Toga Mas,

Uranus, maupun yang berkelas lokal, maksudnya selain toko buku tersebut, dan bahkan mungkin loakan buku akan dengan mudah menjumpai buku dengan judul Pengantar Filsafat, Filsafat Ilmu, maupun lain yang memuat kata filsafat. Bukti itu menunjukkan, bahwa hal yang bergayut

dengan ranah filsafat menarik untuk ditulis, baik oleh mereka yang secara akademis memang lulusan sekolah tinggi filsafat, maupun mereka yang

karena pekerjaannya meminati bidang filsafat.


Jika dicermati perihal yang dipaparkan dalam buku tersebut akan diketahui, bahwa umumnya buku-buku filsafat ada menyajikan tentang sejarah lahirnya filsafat, pengertian filsafat, ragam filsafat, sejarah filsafat, nama-nama filsuf dan pemikirannya. Perihal tersebut umumnya dirampat dengan pendekatan deduktif. Diketahui demikian, karena penyajianmateri pada buku tersebut umumnya diawali dengan pemaparan konsep filsafat, jenis filsafat, sejarah filsafat diikuti contoh-contoh dan nama-nama

filsuf yang menggawanginya.


Bentuk penyajian perihal filsafat seperti itu tentu berpengaruh pada pembaca. Rampatan dengan pendekatan deduktif yang menampilkan konsep atau pemikiran sudah jadi, sehingga secara tidak langsung memaksa pembaca menerima tanpa melalui diskusi. Akibatnya pembaca buku dengan rampatan tersebut berusaha mengingat masing-masing konsepsi yang disampaikan. Padahal, keberadaan filsafat sesungguhnya telah melekat simultan dengan keberadaan diri ini, karena diri ini adalah homofilosofikum. Karena itu, kebenaran dan kebaikan filsafat bukan yang sedang

didefinisikan, melainkan yang dirasakan, dipikirkan, dipahami, dimaknai, dan diaktualisasikan. Dipahami demikian, karena filsafat bukan kebenaran dan kebaikan yang ada di luar diri ini, melainkan yang simultan menga- da dengan diri ini sebagai pengetahuan, pengalaman diriku, ide-ide yang menggejala dalam peta kehendak dan harapan selama mengada dalam kontinum ruang dan waktu fana. Dipahami seperti itu, karena filsafat berumah pada tanda dan bahasa yang telah terkuasai dan teraktualitaskan, serta telah menjadi denyut kehidupan (prinsipe) yang mengada pada dimensi pa sif-reseptif maupun aktif-produktif. Tidak ada bahasa sesunggunya filsafat juga menjadi tidak mengada. Karena diri ini selama mengada dalam kon tinum ruang dan waktu fana tidak bisa menghindari dan menghindarkan dari kedudukan dan fungsi tanda dan bahasa, maka berarti juga tidak bisa menghindari dan menghindarkan dari kedudukan dan fungsi filsafat. Dengan begitu tidak berlebihan jika dinyatakan, bahwa mempelajari, memahami, dan memaknai filsafat sama dengan mempelajari, memahami, dan memaknai hidup dan kehidupan, karena selama mengada dalam kontinum ruang dan waktu fana diri ini terkurung oleh tanda dan bahasa.


Setelah mempertimbangkan fakta seperti itu, buku filsafat yang di hadapan Anda kali ini sengaja dirampat dengan pendekatan induktif. Pilihan

demikian didasarkan pada pertimbangan bahwa setiap diri ini sesungguhn ya berpotensi sebagai filsuf kalau tidak mau disebut filsuf. Pada keberadaan demikian berarti diri ini sedang terimanen atau terkurung oleh kebenaran dan kebaikan yang telah mengada sebelum diri ini mengada, tetapi seka ligus juga sedang mentransenden atau membebaskan dari keterkurun gan dengan berusaha mengonstruk kebenaran dan kebaikan baru setelah mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman diriku jika digayutkan dengan usaha menerjemahkan tugas pokok sebagai abdi dan khalifah filardi. Resiprokal seperti itu senantiasa menggejala dalam kesadaran sebagai konsekuensi dari dinamissasi keabadian perubahan kedudukan, fungsi, dan peran subjek selama mengada dalam kontinum ruang dan waktu fana. Dinamisasi seperti itu adalah siklus kontinum, sebagai keniscayaan, sehingga masing-masing subjek selama mengada dalam kontinum ruang dan waktu fana menjadi tertuntut untuk terus belajar.


Untuk mewujudkan gagasan tersebut, ada lima hal yang sengaja dirampat dengan pendekatan induktif pada Buku I ini. Lima hal yang dimaksud, yakni tentang benar dan kebenaran, baik dan kebaikan disajikan pada Bab I, tentang tanda dan bahasa, rumah kebenaran dan kebaikan disajikan

pada Bab II, tentang manusia subjek sekunder disaji pada Bab III, tentang manusia subjek pencari disajikan pada Bab IV, dan tentang manusia subjek perekayasa disajikan pada Bab V. Dengan penyajian seperti itu, ketika pembaca berada pada Bab I akan menjumpai pertanyaan-pertanyaan pemandu menemukan dan mendiskusikan konsepsi tentang sifat benar dan kodrat kebenaran, sifat baik dan kodrat kebaikan. Ketika berada pada Bab II akan menjumpai pertanyaan-pertanyaan pemandu menemukan kedudukan, fungsi, dan peran tanda dan bahasa sebagai produk, rumah, sekaligus juga wahana, sarana, alat reproduksi kebenaran dan kebaikan bagi setiap subjek selama mengada dalam kontinum ruang dan waktu fana. Ketika berada pada Bab III akan menjumpai pertanyaan pemandu menemukan kedudukan, fungsi, dan peran diri ini sebagai subjek sekunder. Ketika berada pada Bab IV akan menjumpai pertanyaan pemandu menemukan kedudukan, fungsi, dan peran diri sebagai subjek pencari. Terakhir, ketika berada pada Bab V akan menjumpai pertanyaan pemandu menemukan kedudukan, fungsi, dan peran diri sebagai subjek perekayasa.


Ketika pembaca menjumpai pertanyaan-pertanyaan pada masing-masing bab diharapkan secara jasmaniah dan rohaniah berusaha melacak dan mendiskusikan tentang esensi dan substansi, serta fungsi perihal yang dipertanyakan. Dengan begitu pembaca akan memberdayakan potensi intelektualitasnya secara timbal balik (resiprokal) atas pengetahuan dan pengalamannya, sehingga ketika harus memilih atau menerima kebenaranVIII dan kebaikan tidak karena terpaksa, melainkan kesadaran sendiri setelah mempertimbangakan bukti, ide, logika, dan harapan.

Semoga kita tergolong pribadi yang dapat menerjemahkan tugas pokok sebagai abdi dan khalifah fil ardi dalam dimensi keniscayaan keber-

agaman dan keabadian perubahan.

评分和评价

5.0
2条评价

为此电子书评分

欢迎向我们提供反馈意见。

如何阅读

智能手机和平板电脑
只要安装 AndroidiPad/iPhone 版的 Google Play 图书应用,不仅应用内容会自动与您的账号同步,还能让您随时随地在线或离线阅览图书。
笔记本电脑和台式机
您可以使用计算机的网络浏览器聆听您在 Google Play 购买的有声读物。
电子阅读器和其他设备
如果要在 Kobo 电子阅读器等电子墨水屏设备上阅读,您需要下载一个文件,并将其传输到相应设备上。若要将文件传输到受支持的电子阅读器上,请按帮助中心内的详细说明操作。