"Ra, bukannya mau makan? Kok, malah diam saja?" ucap Ibu yang menyusulku ke dapur. "Emm, sepertinya tidak jadi, Bu. Nanti saja, aku mau lihat yang pasang dekor dulu," jawabku yang langsung pergi meninggalkan dapur. Banyak sekali orang di rumahku. Mereka datang dengan sukarela untuk membantu memasak dan mempersiapkan pernikahanku. Termasuk, ketiga wanita tadi yang tidak lain adalah sepupuku.
Anak dari Kakak, dan adiknya Ibu. Suara-suara sumbang seperti tadi, bukan hanya sekali aku dengar. Sudah sejak acara lamaran dua bulan yang lalu, aku sudah jadi bahan omongan di kampung ini. Alasannya? Ya, karena calon pengantinku tidak seperti yang mereka harapkan. Mereka tidak menyangka jika aku akan menerima pinangan seorang pria yang seperti itu. Bahkan, beberapa dari mereka ada juga yang bertanya langsung kenapa aku menerima pinangan dari laki-laki yang aneh seperti calon suamiku itu.