Politik dan Budaya Kejahatan

· UGM PRESS
5,0
2 resensies
E-boek
132
Bladsye
Graderings en resensies word nie geverifieer nie. Kom meer te wete

Meer oor hierdie e-boek

Di antara berbagai jenis dan bentuk kriminalitas, apa yang paling ditakuti? Mungkin betul apa yang disinyalir Stephan Hurwitz (1986), bahwa yang paling ditakutkan adalah ketika kriminalitas dijadikan semacam profesi dan/atau mata pencarian. Dalam konteks tersebut, pada tataran tertentu kriminalitas tidak lagi sebagai suatu aktivitas atau tindakan terpaksa dan tidak dapat dihindari, tetapi justru dengan kesadaran penuh merupakan cara dan pilihan pertama dalam mengatasi berbagai persoalan kehidupan. Tesis di atas memang tidak baru. Apalagi kecenderungan tersebut telah terjadi di beberapa negara di Eropa, Amerika, bahkan tidak terkecuali Cina dan Jepang. Misalnya, tampak dari lembaga-lembaga (organisasi) kejahatan internasionalnya, atau biasa disebut Mafia di Eropa atau Amerika, Triad di Cina, atau Yakuza di Jepang, sebagai contoh yang paling dikenal. Persoalannya, bagaimana halnya di Indonesia. Apakah mungkin dalam masyarakat Indonesia akan atau bahkan telah tumbuh dan melembaga kejahatan-kejahatan yang terorganisasi dan termanajemen secara profesional yang diorientasikan sebagai mata pencarian. Hal ini sekaligus berkaitan dengan sinyalemen para pakar dan pemerhati masalah kejahatan, bahwa ada kemungkinan organisasi kejahatan internasional telah merambah Indonesia. Istilah terorganisasi dan termanajemen secara profesional mungkin perlu dijelaskan bahwa dalam arti bisa jadi sudah banyak kelompok-kelompok kejahatan yang terorganisasi di Indonesia, tetapi mungkin tidak profesional. Sebaliknya, mungkin profesional dalam pengertian tertentu, tetapi tidak terorganisasi dengan baik. Dengan begitu, saya sedikit membedakan keperluan pengorganisasian dan manajemen. Di sini tidak dipersoalkan kemungkinan jaringan kriminalitas internasional yang disinyalir telah merembet ke Indonesia, tetapi lebih difokuskan pada peluang apa saja yang memungkinkan kejahatan semakin meng-kooptasi masyarakat Indonesia. Dalam hal ini saya sebut sebagai kriminalisasi, semacam proses yang membuat orang menjadi jahat. Kemudian implikasi dari kriminalisasi itu, dalam hal ini disebut sebagai kriminalisme.

[UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]

Graderings en resensies

5,0
2 resensies

Meer oor die skrywer

Aprinus Salam, menggeluti isu kebudayaan sejak menjadi mahasiswa di Jurusan Sastra Indonesia FIB UGM. Memperoleh gelar Doktor dari program studi yang sama, lewat disertasi berjudul Negara dan Perubahan Sosial dalam Novel-Novel 1980-an s.d. 1990-an. Selain menjadi staf pengajar di program sarjana, pascasarjana dan doktoral di program studi Sastra Indonesia, Aprinus saat ini menjadi Kepala Pusat Studi Kebudayaan, sebuah lembaga yang memiliki fokus kajian kebudayaan di UGM. Aprinus juga tercatat sebagai anggota Senat Akademik UGM sejak 2012 hingga sekarang. Berbagai karya publikasi telah dihasilkan sepanjang perjalanannya menjadi pengamat kebudayaan. Tak kurang 11 buku telah ia terbitkan, di antaranya, Menetralisir Peran Sejarah, Menawar Masa Depan dalam Keringat Mutiara – Putu Oka Sukanta (2001), Biarkan Dia Mati: Refleksi Manusia dan Kebudayaan Indonesia (Pustaka Pelajar, 2002), Hanya Inul yang ia tulis bersama Faruk (Bentang, 2003), dan Oposisi Sastra Sufi (Pustaka Pelajar, 2003). Publikasi ilmiah dan karya tulis populernya telah diterbitkan di berbagai jurnal dan media massa.

Gradeer hierdie e-boek

Sê vir ons wat jy dink.

Lees inligting

Slimfone en tablette
Installeer die Google Play Boeke-app vir Android en iPad/iPhone. Dit sinkroniseer outomaties met jou rekening en maak dit vir jou moontlik om aanlyn of vanlyn te lees waar jy ook al is.
Skootrekenaars en rekenaars
Jy kan jou rekenaar se webblaaier gebruik om na oudioboeke wat jy op Google Play gekoop het, te luister.
E-lesers en ander toestelle
Om op e-inktoestelle soos Kobo-e-lesers te lees, moet jy ’n lêer aflaai en dit na jou toestel toe oordra. Volg die gedetailleerde hulpsentrumaanwysings om die lêers na ondersteunde e-lesers toe oor te dra.