Satu tahun bertumbuh sekaligus menjadikanku pribadi yang lebih tangguh. Semua ini adalah doaku paling serius yang kuucapkan dengan paling sadar dan ingin aku selesaikan dengan sikap paling tulus.
Bahwa sebenar-benarnya manusia adalah ia yang selalu ingin belajar. Setidaknya kacamata dan telinga ini melihat dan mendengar sebuah cerita sesungguhnya dari tanah nan indah dari timur Indonesia. Karena sejatinya kita adalah bagian tubuh yang berhak mendapatkan perlakuan yang sama dengan cara yang seadil-adilnya. Jika tawamu adalah sebuah kebahagian, mengapa sakitku menjadi sebuah candaan?
Terima kasih, negeri sekepal tanah surge, Tanah Papua. Sebuah tempat yang selalu bisa membuatku jatuh hati berulang kali tanpa pernah ada kecewa. Tuhan Maha Baik.
Febriani merupakan seorang yang sangat suka belajar dan sangat tertarik dalam dunia pendidikan, sosial, budaya, dan juga lingkungan. Selain memilih satu tahun paling berharga dengan menjadi relawan mengajar di Maybrat, Papua Barat Daya, dirinya juga sebelumnya pernah menelusuri sisi pendidikan dari sudut hutan adat SAD (Suku Anak Dalam) di pedalaman Provinsi Jambi.
Ia terbiasa menulis dalam beberbagai artikel media seperti Oerban.com, Orandmaybe.com, dan juga Jektvnews.disway.id. Ia juga telah menerbitkan sebuah buku berjudul Semua Tidak Sama dengan Sama.
Dirinya merupakan lulusan sarjana pendidikan dengan berbagai prestasi dan pengalaman orgasnisasi serta komunitas. Memiliki hobi mendaki gunung dan juga menjelajahi indahnya Indonesia dari sudut yang berbeda. Karena Tuhan memberikan kesempatan satu kali, maka akan diceritakan melalui tulisannya.