Ada perbedaan antara tidak mau membaca' dan 'tidak mampu membaca'. Yang pertama menunjuk pada soal kurangnya motivasi intrinsik untuk membaca, yang kedua menunjuk pada soal rendahnya kualitas membaca. Yang pertama adalah soal mentalitas, yang kedua adalah soal keterampilan. Memiliki kemauan membaca itu baik. Namun, tanpa kemampuan membaca, yakni pengetahuan tentang bagaimana cara membaca yang baik, hasilnya tentu juga tidak akan baik. Karena itu, tumbuhnya kemauan membaca (love for reading) haruslah diimbangi dengan berkembangnya kemampuan membaca (how to read). Selanjutnya, ada perbedaan besar antara membaca artikel surat kabar, email, rambu-rambu lalu lintas, atau iklan, dengan membaca buku. Yang pertama cenderung bersifat ekstensif, yang kedua cenderung bersifat intensif. Yang pertama cenderung dilakukan untuk memperoleh informasi, yang kedua dilakukan untuk memperoleh pemahaman. Singkatnya, berbeda dengan aktivitas membaca bacaan-bacaan lain, membaca buku itu ada seninya. Di dalam buku ini, seni membaca buku adalah proses di mana pikiran, tanpa bantuan apapun kecuali kata-kata di dalam buku, dapat meningkatkan pemahaman (pikiran bergerak dari kurang paham ke lebih paham). Untuk berpindah dari kurang paham ke lebih paham hanya dengan menggunakan pikiran Arnda sendiri jelas perlu usaha keras, perlu lebih aktif, perlu lebih banyak kegiatan, perlu lebih banyak keterampilan untuk melakukan berbagai tindakan yang perlu, perlu memahami kaidah-kaidah penafsiran. Nah, tunggu apa lagi? Jika Anda ingin menjadi pembaca buku yang efektif, bacalah buku ini.