Sokrates acapkali mengajak siapa pun untuk berdialog dan berdebat. Sokrates tak segan-segan mengkritik dan “menghabisi” lawan bicaranya yang argumennya kurang sahih atau pendapat-pendapat dan nilai-nilai yang dipegangnya mengandung kelemahan dan keburukan yang serius, bahkan membahayakan.
Dengan cara berdebat, ajaran-ajaran Sokrates lalu menjalar ke berbagai penjuru kota Athena, khususnya di kalangan kaum mudanya. Bukan hanya berdebat di dalam ruangan, Sokrates bahkan acapkali melakukan perdebatan di jalan-jalan dan tempat-tempat umum. Tanpa mengenal tempat, di mana pun ia berada, Sokrates terus menyebarkan filsafat-filsafat hidupnya.
Karena metode “kritisisme” dan faktor “integritas moral”-nya, tanpa ampun Sokrates pun acapkali membongkar segala bentuk hipokrisi dan keburukan manusia, khususnya kelas elit yang berkuasa. Para penguasa lalu gusar dan kebakaran jenggot. Mereka sangat khawatir terhadap pengaruh pemikiran Sokrates yang terus meluas, khususnya di kalangan kaum muda. Sokrates pun lalu coba dicari-cari kesalahannya. Sokrates dihukum mati.