Tulisan, baik itu hasil skripsi, desertasi, jurnal, opini terkait rumah tahfizh memang sudah banyak beredar. Namun begitu buku ini akan terasa istimewa mengingat ditulis oleh pelaku. Meski akan terkesan subyektif namun buku ini akan menjadi rujukan buat penelitian terkait rumah tahfizh.
Buku yang terdiri dari 5 Bab ini tidak hanya berisi tentang nostalgia berdirinya rumah tahfizh, tapi juga tantangan untuk menciptakan mutu sekaligus arah dari rumah tahfizh itu sendiri. Mengingat timbulnya rumah tahfizh banyak dari masyarakat, maka standarisasi baik kurikulum, guru, kelulusan menjadi penting. Penulis juga membahas dalam 1 bab terkait berdirinya Asosiasi Rumah Tahfizh Indonesia (ARTI) yang diharapkan akan menjadi rumah dari banyaknya rumah tahfizh di Indonesia.
Semoga dari buku ini nantinya lahir kembali buku-buku lainnya yang memotret gerakan dakwah Al-Qur'an di Indonesia, sehingga ada jejak rekam dan juga keberlanjutan gerakan ini oleh generasi penerus.
Tarmizi, lahir di Jakarta, 1 September 1977 merupakan anak dari Bapak Alm. Salbini dan Ibu Hj. Asiah. Nama Tarmizi menjadi doa kedua orang tua agar dapat mewarisi kecemerlangan nama rujukannya, Imam Tirmidzi, yang lahir pada 209 H di kota Tirmiz (kota kecil di sebelah utara sungai Amuderiya, utara Iran). Sang Imam yang bernama lengkap Al-Hafidz Abu ‘Isa Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi, adalah salah seorang ahli hadits kenamaan. Salah satu karyanya, Kitab Al-Jami’, termasuk salah satu “Kutubus Sittah” (Enam Kitab Pokok Bidang Hadits) dan ensiklopedia hadits terkenal. Pun Tarmizi meneruskan harapan kedua orang tuanya kepada putrinya yang pertama bernama Najla Sayyidah Attirmidzi dan putranya Aaisy Genius Shabah Mubarak, buah hati pernikahannya bersama Hj. Maryati, M.Ag.
Tarmizi telah menyelesaikan studi program Doktor Manajemen Pendidikan Islam di Universitas Muhammadiyah Jakarta (2022), Tarmizi yang hobi membaca dan menulis telah menghasilkan beberapa tulisan.
Tema-tema yang ditulis Tarmizi pun bermacam-macam. Namun, Tarmizi mengaku lebih suka menulis sesuatu berdasarkan apa yang ia lihat dan alami. Misalnya, Belajar dari Ustadz Yusuf Mansur (2014), Cara Gila Berlimpah Rezeki (2013), Hadiah dari Sang Guru (2013), Tafsir Fundraising (2012), Haji dan Umroh Bukan Mimpi (2016), Sejarah Sosial Pendidikan Islam (2017), Goresan Tiga Sahabat (2013), Strategi Fundrising Lembaga Nirlaba: Studi Kasus PPPA Daarul Qur’an (2015). Rumah Tahfizh: Sejarah, Gerakan dan Dinamika Membumikan Tahfizul Qurán dari Yogyakarta (2020), Daqu Method (2020), Perspektif Pendidikan Islam (2021), Daqu Story : Dream, Pray, Action (2022), Manajemen Pendidikan Islam Dalam Kajian Parkatik dan Teori (2023), dan Daqu Method 8 Jilid (2023).