Anehnya, pihak-pihak yang menolak mekanisme politik melalui jalur demokrasi belum mampu merumuskan format politik yang tepat dan ideal menurut kacamata Islam. Sehingga walau sudah menolak mekanisme demokrasi namun mereka yang menolak masih tidak seia sekata mengenai system yang ideal dan terbaik menurut format Islam.
Dalam buku ini penulis mencoba menyajikan sejarah politik kekuasaan Islam hingga ketemu titik singgungnya dengan system demokrasi modern. Ternyata titik kesamaannya dengan titik bedanya lebih banyak titik kesamaanya. Warisan system politik di era Khulafaurrasyidin sejatinya identik dengan mekanisme demokrasi modern, dimana seorang khalifah dipimpin oleh partisipasi politik rakyatnya, seorang khalifah bekerja untuk mengabdi kepada rakyatnya dan bertanggungjawab kepada rakyat.
Di kalangan fundamentalis Muslim, demokrasi dianggap sekular, sedangkan di kalangan sekularis, demokrasi dianggap tidak memiliki korelasi hubungan dengan Islam. Namun dalam buku ini, ditampilkan bahwa demokrasi adalah bukan sekular dan sekularisme tidaklah identik dengan demokrasi, namun demokrasi bisa paralel dengan Islam. Produk-produk demokrasi seperti pemilu, multi partai, undang-undang dsb adalah suatu keniscayaan politik yang harus diterima.
- Pustaka Al-Kautsar Publisher -
Dilarang keras mem-PDF-kan, mendownload, dan memfotokopi buku-buku Pustaka Al-Kautsar. Pustaka Al-Kautsar tidak pernah memberikan file buku kami secara gratis selain dari yang sudah tersedia di Google Play Book. Segala macam tindakan pembajakan dan mendownload PDF tersebut ada ilegal dan haram.