Tol Laut Dalam Perspektif Hidrografi

· Pandiva Buku
Rafbók
40
Síður
Einkunnir og umsagnir eru ekki staðfestar  Nánar

Um þessa rafbók

Paradigma pembangunan kita umumnya masih memusatkan perhatiannya untuk mengalokasikan sumberdaya pembangunan yang ada kepada sektor-sektor atau wilayah-wilayah yang berpotensi besar dalam menyumbang pada pertumbuhan ekonomi, yang pada umumnya berlokasi di kawasan darat. Dimana paradigma yang terus berlangsung sampai saat ini oleh para pengambil kebijakan di tingkat pusat dan daerah lebih berorientasi ke darat daripada sektor laut.

Sudah saatnya bangsa kita merubah cara pandang pembangunan dari pembangunan yang semata berbasis daratan (land based development) menjadi lebih berorientasi kepada pembangunan berbasis kelautan (ocean based development), mengingat negara kita adalah negara kepulauan yang sudah diakui dunia dan terakomodasi dalam UUD 1945 pasal 25a. Oleh sebab itu, orientasi pembangunan yang lebih memperhatikan wilayah daratan perlu diubah mengingat laut merupakan sumber penghidupan di masa depan. Paradigma pembangunan di sector kelautan yang menyimpan kekayaan alam yang luar biasa menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah untuk mengembalikan kejayaan bangsa ini sebagai negara maritim.

Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektivitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim. Penegakkan kedaulatan wilayah laut NKRI, revitalisasi sektor-sektor ekonomi kelautan, penguatan dan pengembangan konektivitas maritim, rehabilitasi kerusakan lingkungan dan konservasi biodiversity, serta peningkatan kualitas dan kuantitas SDM kelautan, merupakan program-program utama dalam pemerintahan Presiden Jokowi guna mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.

Guna mendorong dan meningkatkan konektivitas di seluruh wilayah di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur pelabuhan-pelabuhan utama dalam program Tol Laut tentunya tidak melupakan “jalan”nya kapal di laut yang perlu juga dibangun dan diperhatikan melalui pelaksanaan survei dan pemetaan hidro-oseanografi, pembangunan alur-alur pelayaran sebagai jalur utama yang menghubungkan pelabuhan satu kepelabuhan lainnya sehingga keselamatan navigasi bagi kapal-kapal yang berlayar di perairan Indonesia dapat terjamin. Dengan terjaminnya keselamatan pelayaran maka tentu saja penyebaran ekonomi dan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok Indonesia akan terlaksana dengan baik dan lancar.

Um höfundinn

Laksamana Madya TNI Dr. Ir. Harjo Susmoro, S.Sos., SH., M.H. lahir di Tegal, 8 Februari 1965, peraih Satya Lancana Adhy Makayasa Akademi Angkatan Laut (AAL) ke-32 pada 1987 ini pernah menjabat posisi penting, baik TNI AL maupun TNI, di antaranya Komandan Lanal Cirebon (2005-2007), Kepala Departemen Pelaut Akademi Angkatan Laut (2007-2008), Komandan Satuan Kapal Amfibi Komando Armada RI Kawasan Timur (Satfib Koarmatim) 2008-2009, Asisten Operasi Panglima Komando Lintas Laut Militer (Asops Pangkolinlamil) 2009-2010, Pabandya Strategi Operasi Staf Operasi Kasal (2012-2013), Komandan Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Barat (Guskamla Koarmabar) 2013-2014, Wakil Asisten Operasi (Waasops)Panglima TNI (2014-2016), dan Kepala Pusat Hidro- Oseanografi TNI Angkatan Laut (Kapushidrosal) 2016- 2020. Minat yang luar biasa pada pendidikan tampak pada rekam jejak Penulis, bukan hanya kemiliteran, baik dalam maupun luar negeri, tetapi juga pendidikan umum. Penulis adalah lulusan Administrasi Negara Universitas W.R. Supratman (1992), Teknik Perikanan Universitas Hang Tuah (2000), Ilmu Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (2006), Magister Hukum Universitas 17 Agustus 1945 (2008), dan Doktoral Manajemen Sumber Daya Manusia Universitas Negeri Jakarta (2017). Semua gelar akademik tersebut menyusul pendidikan kemiliteran yang diselesaikan Penulis dengan memuaskan, di antaranya On Job Training (OJT) Jeanne D’Arc Prancis (1991), Pendidikan Spesialisasi Perwira (Dikspespa) Artileri (1993), Pendidikan Lanjutan Perwira II Komando Umum (1997), Dikreg Seskoal XXXVIII (2000), Seskogab (CID) Prancis (2003), Dikreg Sesko TNI XXXVII (2010), serta PPRA Lemhannas RI (2013). Tanda jasa dan penghargaan yang disematkan kepada Penulis selain Satya Lancana Adhy Makayasa (AAL 32) adalah Satya Lancana Dwidya Sistha I & II, Satya Lancana Komandan KRI, Penghargaan Dharma Wiratama (Seskoal Dikreg 38), Penghargaan Adhi Karya Nugraha (Sesko TNI Dikreg 37), Penghargaan Wibawa Seroja Nugraha (Lemhannas PPRA 50), Satya Lancana Dharma Nusa, Sataya Lancana Wira Nusa, Satya Lancana Wira Dharma, Satya Lancana Kesetiaan VIII, XVI & XXIV, Bintang Yudha Dharma Nararya, serta Bintang Jalasena Nararya.

Gefa þessari rafbók einkunn.

Segðu okkur hvað þér finnst.

Upplýsingar um lestur

Snjallsímar og spjaldtölvur
Settu upp forritið Google Play Books fyrir Android og iPad/iPhone. Það samstillist sjálfkrafa við reikninginn þinn og gerir þér kleift að lesa með eða án nettengingar hvar sem þú ert.
Fartölvur og tölvur
Hægt er að hlusta á hljóðbækur sem keyptar eru í Google Play í vafranum í tölvunni.
Lesbretti og önnur tæki
Til að lesa af lesbrettum eins og Kobo-lesbrettum þarftu að hlaða niður skrá og flytja hana yfir í tækið þitt. Fylgdu nákvæmum leiðbeiningum hjálparmiðstöðvar til að flytja skrár yfir í studd lesbretti.