MADURA masih mempunyai “seuntai melati” ketika tradisi dan budayanya mulai tenggelam, dan hampir dilupakan orang. R.P. Abd. Sukur Notoasmoro), sosok bangsawan yang masih setia memelihara tradisi dan budaya warisan dari nenek moyangnya, yang menurutnya pula budaya dan tradisi Madura andhap asor (sopan santun, ramah dan menghargai orang lain) sebagai budaya Timur yang masih utuh. Dialah “seuntai melati” yang harum semerbak, mewangi di antara bergesernya peradaban, dan menyeruak di antara pertukaran jaman, sehingga Madura masih memiliki ‘pamor’ yang tinggi di pesisir Pulau Jawa. Dialah, R.P. Abd. Sukur Notoasmoro, sosok tokoh satu-satunya yang mau meluangkan waktu berlama-lama untuk (terus) mengumpulkan keping-keping budaya yang berserakan di sana-sini.