Tradisi lisan Vera sebagai salah satu ragam seni pertunjukan menggunakan bahasa sebagai media. Bahasa itu, hidup secara dinamis, mengiringi kedinamisan budaya penuturnya. Bahasa menjadi wahana transmisi berbagai bentuk dan nilai budaya serta sosial antargenerasi. Dalam konteks ini, judul buku ini sangat penting karena menggarisbawahi peran sentral bahasa, yakni bahasa sebagai jendela dan pintu masuk untuk memahami berbagai aspek budaya penuturnya. Vera (sebagai sebuah tradisi tari ritual diiringi oleh lagu-lagu) adalah salah satu wujud budaya sastra dan seni entik Rongga yang lagu-lagunya berisi kandungan nilai-nilai warisan leluhur yang sangat dalam.
Buku ini menguraikan berbagai aspek dan karakteristik Vera secara rinci: pengertian Vera, klasifikasi Vera, struktur bentuk tekstual-linguistisnya (secara mikro dan makro), aspek estetisnya lingual dan non-lingual, serta sisi makna dan fungsi Vera dalam konteks budaya Rongga (misalnya, terkait dengan religi, alam dan sosio-historis, dan politis). Aspek pewarisan juga dibahas secara mendalam dalam bab tersendiri.
Deskripsi, analisis, dan temuan dalam buku ini berkontribusi penting dalam bidang-bidang ilmu terkait dengan kajian bahasa, terutama etno/sosio-linguistik dan sastra, serta linguistik dokumenter. Pendekatan yang bersifat lintas ilmu (interdisciplinary) dengan mengombinasikan kajian linguistik dan sastra dengan statistik sederhana merupakan inovasi tersendiri, yang ternyata mampu memberikan terobosan dan temuan yang tidak bisa didapat hanya mengandalkan pendekatan tradisional.
Kekuatan dan kedinamisan bahasa, budaya, dan sastra sangat bergantung pada kedinamisan penuturnya dalam ekologi yang telah sangat cepat berubah (unprecendented changes) dewasa ini. Vera sebagai bagian dari sebuah tradisi budaya Rongga ini dalam perjalanan waktu ternyata telah mengalami marginalisasi karena berbagai faktor seperti diuraikan dalam buku ini dan juga makalah saya (Arka 2013).
Karenanya, buku ini yang mendokumentasikan Vera dengan berbagai aspeknya, menjadi penting sebagai acuan yang lengkap untuk sebuah tradisi yang semakin terancam eksistensinya. Buku ini akan sangat bermanfaat bagi peneliti, mahasiswa serta pemerhati etnolinguistik/linguistik, dan juga masyarakat lokal Rongga.
Ni Wayan Sumitri pada tahun 1993 diangkat menjadi PNS di Universitas Udayana sebagai pembantu pimpinan di Program Studi Magister (S2) dan Doktor (S3) Linguistik Universitas Udayana. Pada tahun 2002 mengikuti Program Magister (S2) Kajian Budaya di Program Pascasarjana Universitas Udayana dan selesai tahun 2005. Pada tahun 2006, pindah tugas ke Kopertis Wilayah VIII sebagai dosen kopertis, dpk di IKIP PGRI Bali dari tahun 2006--sekarang. Mengikuti Program Pendidikan Doktor (S3) Linguistik Universitas Udayana pada tahun 2010 dan selesai pada tahun 2015. Pernah mengikuti Program Sandwich-Like Dikti di Leiden-Belanda selama tiga bulan Sepetember 2011 s.d Desember 2011. Minat penelitian di bidang bahasa, sastra, dan budaya. Ni Wayan Sumitri telah melakukan penelitian lapangan di Manggarai Timur, Flores, Nusa Tenggara Timur.