Adriana Elisabeth, saat ini menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian Politik – LIPI sejak September 2014. Beliau memperoleh gelar Ph.D dari Department of History and Politics, University of Wollongong, NSW, Australia pada tahun 2008. Dr. Adriana lulus dari Department of Social Sciences, University of Tasmania, Hobart, Australia pada 1995 dan memperoleh gelar S1 dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jayabaya, Jakarta (1987). Beliau telah menghasilkan sejumlah publikasi di antaranya timbangan akademik dan kertas kebijakan mengenai ASEAN. Sejak 2004, Dr. Adriana telah terlibat dalam aktivitas penelitian, konsultasi publik dan advokasi terkait proses perdamaian di Papua. Beliau merupakan koordinator dari studi bersama antara Pusat Penelitian Politik dan the Chung Hua Institute for Economic Research (CIER), Taipei, Taiwan pada 2011 dan 2012.
Agus Syarip Hidayat adalah
Athiqah Nur Alami, peneliti pada Bidang Perkembangan Politik Internasional, Pusat Penelitian Politik LIPI. Dia menamatkan pendidikan S1 dari jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dan S2 dari Graduate Studies of International Affairs, Australian National University, Canberra, Australia. Fokus kajian penelitiannya adalah Politik Luar Negeri Indonesia, Hubungan Indonesia-Australia dan Gender dalam Hubungan Internasional.
Ganewati Wuryandari, saat ini tercatat sebagai Peneliti Utama di Pusat Penelitian Politik (P2 Politik) LIPI. Mendapatkan gelar MA dalam bidang International Relations, di Department of Politics, Monash University, tahun 1994, dan Ph.D Discipline of Asian Studies, the University of Western Australia, tahun 2006. Ia juga aktif sebagai Mitra Bestari di Jurnal Politica, Jurnal Global Strategi dan Jurnal Kajian, serta Anggota Pengurus Pusat Asosiasi Ilmu Politik Indonesia (AIPI) 2015-2019. Fokus kajiannya adalah: Asia-Pasifik, Australia-
Riefqi Muna. Profesi sebagai peneliti geo-politik dan keamanan internasional ditekuninya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan berbagai institusi riset lainnya selama lebih 20 tahun dengan fokus kawasan ASEAN/Asia-Pasifik, Samudra Hindia dan isu-isu kemanusiaan global. Memperoleh PhD dari Faculty of Defence and Security, Royal Military College of Science (RMCS), Cranfield University, UK Defence Academy, Shrivenham (2009), dan Master in Defence Studies (MDefS) dariUniversity of New South Wales (UNSW @ADFA)Australian Defence Force Academy, Canberra (1995). Graduate course International Relations di University of Tasmania, Hobart. S1 dari Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Pernah bekerja sebagai Asian Security specialist pada GFN-SSR, Cranfield University @RMCS dari 2003-2006. Awal 2016 memperoleh National Security Visiting Fellowship pada National Security College, The Australian National University, Canberra. Dr. Riefqi Muna bisa dihubungi melalui email:<[email protected]> serta Twitter di @RiefqiMuna.
Cornelis P. F. Luhulima adalah peneliti senior di Pusat Penelitian Politik – LIPI sekaligus dosen senior di Sekolah Pascasarjana jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia dan dosen senior di Sekolah Pascasarjana untuk Studi Eropa di Universitas Indonesia. Beliau dikenal dalam berbagai karyanya mengenai ASEAN dan Uni Eropa. Sebagai bagian dari anggota Eminent Persons Group dari ASEAN Vision 2010, pada 1999-2000, beliu telah menghasilkan sejumlah publikasi mengenai persoalan perbatasan di negara-negara Asia Tenggara, antara Indonesia-Malaysia dan Malaysia-Thailand; isu demokrasi dan HAM di ASEAN; dan studi perbandingan antara ASEAN dan Uni Eropa antara tahun 2000-2014.