Mengenal Jurnalisme Lingkungan Hidup

· UGM PRESS
5.0
1 review
Ebook
172
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

 Realitas lingkungan hidup di Indonesia sudah lama menjadi perhatian surat-surat kabar. Perpustakaan Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup (KMNLH) mencatat, selama bulan Agustus 1991, "Pikiran Rakyat" menginformasikan 45 berita lingkungan hidup, "Kompas" melaporkan 43 berita lingkungan hidup, dan "Suara Pembaruan" menyiarkan 37 berita lingkungan hidup. Format berita tersebut sangat beragam, mulai dari "straight news", "soft news", "features", surat pembaca, tajuk rencana, sampai artikel.

Untuk merangsang wartawan agar senantiasa meningkatkan pemberitaan informasi lingkungan hidup, KMNLH mengadakan Lomba Penulisan Berita Lingkungan Hidup setiap tahunnya. Hal ini sudah berlangsung sejak tahun 1990. Penilaian terhadap berita lingkungan hidup yang masuk dilakukan oleh tim juri yang dikoordinasikan oleh PWI, dengan memperhatikan isi penyajian dan bahasa.

Ana Nadya Abrar menyumbangkan pikirannya bagi peningkatan kualitas isi dan penyajian berita lingkungan hidup, lewat penerbitan buku ini. Sebagai seorang alumni di bidang jurnalisme lingkungan hidup di York University, Toronto, Kanada, ia tentu punya otoritas bicara perkara jurnalisme lingkungan hidup. Sedangkan sebagai pengajar di FISIPOL UGM, yang telah memublikasikan buku Pers Mahasiswa dan Permasalahan Operasionalisasinya dan Pers Indonesia: Berjuang Menghadapi Perubahan Masa, orang tidak perlu ragu dengan niat baiknya untuk memberikan yang terbaik bagi perkembangan pers Indonesia.

Di Toronto, selain mendalami jurnalisme lingkungan hidup, Ana Nadya Abrar, kelahiran Bukittinggi, 20 Februari 1959, juga menjabat sebagai Koordinator ICMI Orsat Toronto dan sekitarnya.

[UGM Press, UGM, Gadjah Mada University Press]

Ratings and reviews

5.0
1 review

About the author

Ana Nadhya Abrar lahir di Bukittinggi, 20 Februari 1959. Dia mulai mengenal jurnalisme tahun 1982, saat mengikuti Kursus Jurnalistik Tingkat Dasar yang diadakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bukittinggi. Kemudian dia berkuliah di Jurusan Publisistik UGM. Tahun 1994 dia memperoleh gelar M.E.S. dalam Jurnalisme Lingkungan Hidup dari York University, Toronto, Kanada. Enam belas tahun kemudian, persisnya tahun 2010, dia memperoleh gelar Ph.D. dalam jurnalisme dari Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia.

Pengalaman praktik jurnalisme Abrar sudah dimulai tahun 1983, sewaktu dia menjadi reporter tabloid politik Eksponen. Kemudian dia menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Mahasiswa Fisipol UGM Sintesa, tahun 1984. Pada tahun yang sama dia juga menjadi Ketua Dewan Redaksi Majalah Mahasiswa UGMBalairung. Dia malah pernah melamar menjadi wartawan di harian Jawa Pos pada Maret 1998. Setelah melalui penyaringan tiga tahap, dia dinyatakan lulus dan berhak mengikuti pendidikan untuk menjadi wartawan Jawa Pos. Namun, kesempatan itu tidak dimanfaatkannya. Ibunya lebih suka dia menjadi dosen daripada menjadi wartawan. Dia mematuhi saran ibunya. Lalu, sejak Maret 1998 dia menjadi dosen di almamaternya, Jurusan Ilmu Komunikasi UGM.

Kerinduan Abrar untuk mempraktikkan jurnalisme terpuaskan juga dengan jabatannya sebagai Pemimpin Redaksi Berita Kagama (1990–1997) dan Pemimpin Redaksi Kabar UGM (2002–2009). Memang tingkat kesulitan menjadi pemimpin redaksi di kedua media internal ini tidak setinggi kesulitan menjadi pemimpin redaksi media pers umum. Namun, tetap saja Abrar harus merealisasikan segala pengetahuan dan pengalamannya di bidang jurnalisme.

Sekalipun sudah memegang gelar Ph.D. dalam jurnalisme, Abrar tetap mempraktikkan jurnalisme. Namun, kini dia mempraktikkan dalam penulisan biografi dan profil lembaga. Tegasnya, dia menggunakan teknis jurnalisme dalam menulis biografi dan profil lembaga. Hasilnya? Sejak tahun 2010 hingga buku ini terbit, dia telah menulis 3 biografi, 1 obituari, 3 profil lembaga, dan 1 autobiografi.

Selain memiliki pengalaman dalam praktik jurnalisme, Abrar juga punya pengalaman di bidang administrasi di UGM. Dia pernah menjadi: (i) Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Fisipol UGM (April 1999–Maret 2003), (ii) Kepala Unit Humas dan Keprotokolan UGM (November 2002–Mei 2003), dan (iii) Direktur Gadjah Mada University Press (Desember 2003–Februari 2006).                                  

Abrar, anak tertua dari empat bersaudara, punya hobi keluyuran. Dia merasa sangat senang bila bisa keluyuran, baik di dalam maupun di luar negeri. Khusus di luar negeri, dia sudah pernah keluyuran di beberapa kota besar dunia, seperti New York, Toronto, Tokyo, Paris, Beijing, Kairo, dan Bangkok.

Abrar sangat bersyukur bisa keluyuran. Dari keluyuran itu dia belajar banyak tentang kebesaran Allah. Dia puas dan rida kepada Allah atas semua rezeki yang dia terima, terutama lima orang putra-putrinya: Zafira Ayusti Abrar, Ansari Ahmad Abrar, Ahnaf Azmi Abrar, Alif Azra Abrar, dan Azalia Izzati Abrar. Dengan kelima putra-putri dan istrinya, Ariska Setyawati, dia kini tinggal dengan tenang di Perum Fisipol UGM A7, Rejodani, Sariharjo, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.