-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Contents
Pelampiasan Hasrat Lia Lewat Bondage Game—1
*
Sinopsis
Kekecewaan Lia terhadap mantan-mantanya dan juga baru-baru ini terhadap suaminya, membuat ia tak hanya tidak percaya lagi dengan yang namanya cinta, namun juga ia memendam rasa ingin balas dendam. Rasa amarah itu ia tuangkan dalam permainan ranjang bondage game bersama sahabat prianya
*
Pratinjau
Aku mempunyai teman seorang wanita yang mempunyai masalah keluarga. Lia namanya. Dia baru saja bercerai dengan suaminya. Dia cantik, tinggi semampai, langsing dan berumur sekitar 35 tahun. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya. Mungkin karena kesibukan kita masing-masing. Lia bekerja sebagai sekretaris pada sebuah perusahaan swasta di Jakarta.
Suatu hari aku sedang berjalan-jalan di sebuah mall di wilayah Jakarta Selatan dan kulihat seorang wanita yang mukanya sangat familiar, sedang window shopping di sebuah departeman store. Setelah kuingatingat, kusadari bahwa wanita tersebut tak lain adalah Lia. Tanpa menunggu lama, kuhampiri wanita itu dan kusapa.
“Halo, apa kabar Lia?” “Hei, kamu. Apa kabarnya juga? Sama siapa kamu disini?” jawabnya. “Sendiri, lagi lihat-lihat apa? Sudah lama sekali ya nggak ketemu. Makin cantik aja sih kamu. Kudengar tentang perceraian mu, maaf ya” lanjutku menyapanya.
Lia lalu berkata, “Terima kasih. Kamu mau kemana? Kalau nggak ada acara dan nggak sibuk, mau temani aku nggak makan siang sambil ngobrol-ngobrol”.
Kebetulan aku sedang lapar dan ingin juga ngomong-ngomong dengannya.
“Mau, aku nggak ada kegiatan kok. Pengin makan apa dan dimana?” tanyaku. “Apa kamu ada ide?” ia balik bertanya. “Terserah kamu aja deh” kataku.
Kemudian kami berdua mencari sebuah cafe yang tidak terlalu ramai.
“Sudah lama banget ya nggak kongko-kongko, kemana saja sih kamu? Sombong ya” katanya setelah kami berdua duduk di restoran itu.
Kami lalu berbincang-bincang tentang masa lalu dan juga berbagi pengalaman tentang pekerjaan diselingi gosip-gosip masa kini. Kamipun lalu memesan makanan. Pembicaraan diteruskan sambil kami menyatap makan siang. Setelah menghabiskan makanan utama, lalu aku memesan kopi dan Lia minta ice cream. Dia lalu berkata padaku ingin curhat tentang masalahnya. Aku sampaikan silahkan saja dan akan kucoba menjadi pendengar yang baik. Dia mengatakan betapa kesalnya dia terhadap lelaki terutama terhadap bekas suaminya pada saat ini. Laki-laki di matanya semuanya brengsek dan dia ingin dapat melampiaskan kekesalannya itu, namun tidak tahu bagaimana. Aku berusaha menghibur dan mengatakan tidak semua lelaki brengsek dan masalah yang dia hadapi adalah cobaan. Aku minta dia untuk bersabar dan tabah dalam menghadapi cobaan ini.
Mendengar dia mengatakan tentang ingin melakukan sesuatu untuk dapat melampiaskan kekesalannya terhadap lelaki, aku tanyakan apa kiranya yang ada di pikirannya. Dia tidak bisa menjawab pertanyaan aku tersebut. Mungkin dia memang tidak tahu atau tidak ingin memberitahukan. Kemudian aku menanyakan padanya tentang suatu fantasi yang dikenal dengan “bondage”. Dia lalu bertanya.
“Apa sih itu?” Lalu kujelaskan, “Bondage adalah suatu permainan dimana satu pihak menjadi Submissive dan pihak lainnya menjadi dominan. Si submissive akan di ikat oleh dominan dan setelah terikat di dominan bisa mempermainkan dan/atau mengolok-olok si submissive yang sudah terikat. Si dominan bisa melakukan berbagi macam bentuk ikatan dari posisi hogtie, frogtie, di ikat di kursi, di meja atau di kasur dan sebagainya” “Auh aneh sekali ya, tapi kok menarik” sapa Lia. Dia lalu bertanya, “Siapa yang akan menjadi submissive dan siapa yang menjadi dominan?”. Kujawab, “Karena kamu yang lagi punya masalah dan sedang kesal terhadap lelaki, bagaimana kalau aku menawarkan diri untuk menjadi submissive dan kamu yang menjadi dominan?”.
Aku memang selalu senang dan bergairah jika diikat oleh wanita.
Tanpa pikir panjang Lia langsung menjawab, “Aku setuju. Akan kuikat kamu sekuat-kuatnya”.
Selanjutnya dia bertanya, “Bagaimana kalau kita sekarang pulang ke rumahku dan melakukannya?”. Kujawab, “Sabar dulu dong, kan kamu perlu persiapan. Apa kamu sudah punya tali dan peralatan-peralatan lainnya?”.
Lia pun lalu menjawab, “Aku punya banyak selendang yang bisa kupakai untuk mengikat kamu” Aku jawab, “Bisa saja kamu pakai selendang-selendang itu tapi kan kamu mungkin mau juga mengikatku dengan tali. Aku senang lho diikat dengan tali-tali yang panjang dan banyak” sapaku menjawabnya.
Kulihat kekecewaan di paras mukanya mendengar jawabanku.
“Siapkan dulu alat-alatnya dan setelah itu hubungi aku, ok!” pintaku. Di jawabnya, “Ok deh kalau begitu maumu. Besok aku akan beli tali yang banyak dan akan kuminta yang panjangpanjang. Selain tali apa lagi yang aku harus beli?” Kujawab, “Pikirin sendiri dong kan kamu yang mau mengikatku. Coba browsing di internet di situs-situs bondage dan disitu nanti kamu akan dapat inspirasi, cara dan teknik mengikat serta alatalat apa saja yang bisa kamu pakai dalam permainan ini.” Kuberikan nomor HPku dan begitu juga Lia memberikanku nomornya.
Lia lalu berkata, “Akan kuikat kamu sekuat-kuatnya sehingga tidak bisa lepas dan kamu aku ikat tidak sebentar, nggak cuma 1 atau 2 jam lho.” Kujawab, “Ok, aku tunggu ya.” Aku pun memberikannya beberapa situs di internet tentang bondage. Kami pun lalu berpisah.