-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Contents
Kenangan Masa Lalu—1
Gina Memberikan Segalanya untuk Ferdi—21
Awal Pertemuan dengan Andi—41
Ferdi Kecelakaan Gantole—61
Berilah aku sesempatan mencintaimu, kuingin melindungimu selalu—81
Ferdi, adakah kau masuk dalam diri Andiku sayang?—101
*
Deskripsi
Sangat tidak mudah melupakan kekasih hati yang meninggalkan Gina saat ia sedang sayang-sayangnya. Kejadian tragis yang menimpa Ferdi telah menorehkan luka yang perih.
Ditengah perih yang menganga itu, ada Andi yang berusaha mengobati luka dan berupaya memperoleh cinta Gina.
*
Pratinjau
Hari semakin sore, matahari telah condong ke barat, perasan Gina semakin melambung, matanya sayu memperhatikan gulungan serta deburan ombak di depan matanya, atap payung-payung pantai terombang-ambing diterpa deru angin yang nakal mempermainkannya, tonggaknya yang kokoh membuatnya payung-payung tetap berfungsi optimal di sepanjang pinggir pantai di sebelah atas itu.
Sengaja daerah itu dikapling-kapling, didirikannya gubug-gubug beratap rumbia, ukuran 3X4 meter. Jarak berjauhan satu sama lain, dengan tambahan teras dan payung pantai didepanya; manis kesannya, dengan letak 6 meter diatas dasar pasir air laut dipagi hari, namun dimalam hari air pasang bisa mencapai separohnya, 3 meter airnya naik; dengan dilengkapinya jalan tanjakan menuju ke pasir pantai, membuat pasangan muda mudah menuruninya, mendekat menyentuh ke jernihnya air laut pantai itu. Indah sekali pemandangan di sore hari menjelang matahari terbenam, hamparan pasir putih berkilau, sangat kontras dengan warna air laut dan lembayung, biru kejinggaan warna dilangit, sangat memukau samubari.
Deburan demi deburan membawa Gina menerawang kelangit yang hampa, dalam kesendirian penuh kekosongan hati dan jiwanya, kenangannya jauh melambung seakan Ferdi menari diatas deburan air laut, tersenyum dan mengerlingkan sebelah matanya; yang kadang hilang dan datang lagi. Tiba-tiba terasalah sepasang tangan membelai pangkat lengannya, kehangatan lembut bibir yang menelusuri leher belakang telinga trus kepipi, merambat lembut ke kuping dan dagunya yang penuh hati-hati namun membakar bara asmaranya. Gina merasa lidah itu menelusuri pipinya dan sebuah tangan mengapai dagunya seraya menempelkan bibir itu pada pada bibirnya.
Ditekannya bibir Andi lembut perlahan-lahan, sedang sambutan bibir Gina hanya bergetar lembut, Andi menyambut setiap getarannya sambil berkata, “Gina, aku Andi, jangan terlalu lama sendirian disini, nggak baik untukmu sayang”
Kemudian lidah Andi menyeruak dalam mulut Gina dengan balutan nafsu birahinya, sambil matanya tetap mengawasi reaksi Gina; terdengar suara lirih Gina, “Ferdi, aku ingin kau memandangku dan tersenyum padaku, jangan kau pergi dariku”
“Gina, ini aku Andi sayang, ini aku Andi.”
Sambil mencium leher, dagu Gina yang terus memejamkan matanya sambil bibir sensualnya sedikit menganga, agak menengadahkan mukanya. Andipun mengusap lengannya yang tak berlengan baju, sambil sangat hati-hati memutarkan badan Gina kehadapannya, dan dipeluknya hangat sambil dikecupnya bibir sensual itu dengan lembut diiringi birahi yang bercampur sedih dan sayang, rasanya ingin dia memiliki insan belia yang penuh duka dihatinya ini..