Yup! Setiap pasangan pastinya ingin membangun rumah tangga di bawah naungan cinta tersebut. Dialah rumah tangga yang di dalamnya tidak pernah kehabisan tabungan cinta. Selalu ada cara untuk mengekspresikan cinta, bahkan menambah kedalaman artinya. Karena para penghuninya itu mampu menciptakan samudera cinta yang luas tanpa batas.
Kondisi rumah tangga di bawah naungan cinta, tentu sangat meneduhkan siapa pun penghuninya. Hal ini tentu berbeda dengan rumah tangga tanpa naungan rasa cinta. Kondisinya, tentu akan gersang, pohon-pohon cinta itu mengering, ranting-rantingnya patah, daun-daunnya berguguran dan fungsi naungannya pun menghilang.
Untuk itu, sejak awal tiap suami-isteri harus sadar betul bahwa pohon-pohon rumah tangga itu senantiasa membutuhkan pengairan terus menerus yang mengantarkan dan membantunya dapat hidup serta berkembang. Tepatnya, setiap pasangan suami-isteri hendaknya memahami sarana-sarana apa saja yang membuat pohon-pohon itu tetap segar dan ceria dengan kerindangan yang dimilikinya. Selain itu, ia pun harus mengerti pula sebab-sebab mengapa pohon-pohon cinta itu menjadi kering, sehingga ia tidak kehilangan indahnya naungan pohon cinta tersebut.
Terkait usaha membangun rumah tangga di bawah naungan cinta, jauh-jauh hari ajaran Islam telah memberikan petuahnya bahwa untuk menggapai kondisi rumah tangga dalam naungan cinta, maka hubungan suami-istri tersebut harus dibangun di atas dua pondasi dasar asas membangun rumah tangga.
Lalu, pondasi dasar seperti apa yang patut kita bangun untuk menciptakan rumah tangga di bawah naungan cinta tersebut?
ARDADINATA, lahir di Indramayu, 28 Oktober 1973. Untuk memenuhi rasa haus akan ilmu pengetahuan, ia terus mengasah kebiasaan hobi hariannya dengan kegiatan membaca & menulis. Kegiatan dunia tulis-menulis ini, ia tekuni sejak duduk di bangku SMA Negeri 3 Indramayu. Lalu, kuliah di Akademi Penilik Kesehatan (APK) Kutamaya Bandung (1996). Tahun 2009, mendapat beasiswa dari Kementerian Kesehatan untuk kuliah pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro (FKM-Undip) Semarang. Dan tahun 2018 Lulus Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM Minat Kesehatan Lingkungan.