Melalui kegiatan literasi agraris dikembangkan kompetensi petani dalam memahami dan mendalami teknologi yang baru maju, metode teknis yang lebih efisien, atau strategi teknis melalui hubungan interaktif. Kegiatan literasi agraris merupakan salah satu langkah penyuluhan yang dilakukan untuk melakukan manajemen lingkungan pendidikan yang tepat, keterampilan penetrasi kepada petani, penggunaan media penyuluhan yang tepat dan sepatutnya, serta memperhatikan poin-poin yang kuat dan lemah dan pengalaman adalah beberapa faktor yang dapat membantu konseling pertanian (Hejazi dalam Ranjgaran et , 2019).
Strategi penyuluhan pertanian harus didasari oleh asumsi bahwa investasi tertinggi harus dilakukan pada sumber daya manusia yang menjadi faktor paling penting untuk peningkatan produksi pertanian. Hal itu untuk menangkal asumsi pengembangan pertanian yang cenderung dipahami sebagai investasi sarana, prasarana, dan biaya pertanian. Dalam pengembangan kompetensi agraris, strategi pengembangan literasi agraris harus dilakukan melalui kegiatan identifikasi masalah agraris dekat dengan budaya dan warisan agraria yang yang menjadi dasar praktik produksi, distribusi, dan penggunaan produk pertanian.
Melalui literasi agraris, petani juga harus dikenalkan dengan isu-isu pertanian. Selain itu, perubahan umur petani yang sudah tua juga sering menjadi penghambat penyuluhan karena melemahnya memori dapat mempersulit penyatuan informasi baru dan lama yang dimiliki. Alasan tanggungjawab,situasi, dan perubahan biologis, penyuluh sering menghendaki kegiatan pembelajaran yang bisa diatur dan dilakukan secara sukarela. Isu-isu yang terkait dengan melek pertanian menjadi semakin menarik dalam beberapa tahun terakhir. Pemerolehan kompetensi, baik pengetahuan dan keterampilan maupun perubahan-perubahan sikap dan perilaku terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman lama.
Pada akhir buku dibahas tentang beberapa contoh perkembangan literasi pertanian pada masyarakat UB Forest dan pada kelompok tani perempuan. Pada contoh-contoh tersebut pembaca akan menemukan beberapa fakta menarik terkait perkembangan literasi petani.
Dr. Lilik Wahyuni, M. Pd. meraih gelar doktor Program Studi Bahsa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Malang. Saat ini yang bersangkutan menjadi dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang. Berbagai penelitian dana Fakultas dan Kemendikbud Ristek mulai dari Penelitian Dosen Muda, Penelitian Fundamental, Penelitian Strategis Nasional, Penelitian Unggul PT, Hibah Bersaing, dan Hibah Kompetensi telah dilakukan. Dharma yang dilakukan berfokus pada literasi dan gender. Berbagai buku yang diterbitkan meliputi Kreatif Berbahasa Indonesia (2019), Buku Ajar Bahasa Indonesia dan Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi) (2020), Antropologi Linguistik, Dasar Komunikasi Pertanian, dan Media Sosial: Modal Sosial dalam Pemasaran Sayuran (2021).
Sugeng Riyanto lahir 1 Juni 1987 di Ngawi. Penulis adalah lulusan S1 Agribisnis Universitas Brawijaya, dan lulusan S2 sosiologi pedesaan Universitas Brawijaya. sekarang fokus pada peneltian bidang pemberdayaan dan pemasaran produk pertanian. Saat ini, penulis berstatus Dosen di FP UB Malang. Selain sebagai akademisi juga aktif dalam berbagai kegiatan kelompok tani dan juga kegiatan pengembangan produk pertanian lainnya.
Andrean Eka Hardana, SP., MP., MBA lulus S1 di Program Studi Agribisnis Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB) Tahun 2008, Lulus S2 Double Degree di Program Studi Ekonomi Pertanian Departemen Sosial Ekonomi Universitas Brawijaya Sekaligus di Manajemen Agribisnis, School of Management, National Pingtung University of Science and Technology (NPUST), Republic of China (Taiwan) Serta Sekarang sedang menempuh pendidikan doktor di School of Economics, Huazhong University of Science and Technology (HUST), People’s Republic of China (Tiongkok). Saat ini adalah dosen tetap Program Studi Agribisnis Departemen Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.