Anakku yang pertama berumur sepuluh tahun, sedangkan adiknya berumur tujuh tahun. Keduanya seorang putri, aku tersenyum getir melihat mereka yang tengah meringkuk.
"Bu, aku laper," rengek Ina si bungsu semalam. Rasanya, aku tidak kuasa menatap bola matanya yang bening. Ucapan lirih itu begitu menyayat hatiku.
"Besok pagi, ya, Nak. Sekarang sudah malam, warungnya sudah tutup." Aku beralasan.
Akhirnya, kedua anakku tertidur dengan perut keroncongan. Sepanjang malam aku menangis. Betapa tidak berdayanya aku, hanya untuk membeli dua roti seharga dua ribu saja aku tidak mampu. Semalam, aku hanya bisa tersedu sembari berdoa kepada Allah.