Seni Membaca Karakter Orang

Penulis bernama Hasna Wijayati. Wanita kelahiran Mei 1990 ini bukanlah seorang akademisi bidang psikologi. Ia manamatkan studi S1 dan S2 nya pada jurusan Ilmu Hubungan Internasional. Akan tetapi, ketertarikannya pada bidang psikologi populer termasuk dalam seni membaca kepribadian terbilang besar. Sejak SMP, ia gemar mengobrak -abrik buku -buku di perpustakaan sekolahnya untuk mencari buku -buku tentang membaca karakter dan mengolah kepribadian. Semua hal ini menurutnya sangat menarik.

Apalagi, ia juga sudah lama berkecimpung sebagai seorang pengajar les, serta sempat mengajar bersama yayasan nirlaba bagi anak -anak jalanan di pinggiran sungai kota Solo. Untuk menjalankan aksinya ini, tentu kemampuan membaca kepribadian menjadi hal yang penting. Ia tak hanya perlu mengajarkan ilmu semata, melainkan juga perlu menarik hati anak -anak sekaligus mengajarkan tentang budi pekerti bagi anak -anak kaum marginal ini.

Apalagi, sebagai seorang akademisi ilmu Hubungan Internasional pun, ilmu tentang kepribadian serta kebudayaan juga menjadi hal penting, terutama ketika hendak bergaul dengan orang -orang asing. Saat ini, ia juga masih berusaha mengasah pemikirannya tentang pengembangan karakter dengan menulis tentang berbagai kisah inspirasi di website yang ia kembangkan sendiri bersama suaminya, yakni portalilmu.com.

Abdul Wahid, lahir di Surakarta pada 08 Desember 1986. Hobinya adalah bersepeda dan menendang bola. Selain itu, ia juga senang ikut dalam kajian kemanusiaan dan kebudayaan. Dari empat saudara laki-lakinya, dia adalah kakak yang paling tua. Karenanya, ia merasa punya tugas dan tanggung jawab besar sebagai pembimbing adik - adiknya.

Untuk itu, ia pun selalu berusaha untuk membentuk karakter dirinya menjadi sosok yang mengayomi dan menentramkan sehingga pantas menjadi tauladan. Upaya ini tidak dilakukan dengan mudah dan singkat. Masa remajanya, ia habiskan di dunia pesantren. Di tempat inilah, ia belajar tentang berbagai hal pengolahan karakter dan pengembangan diri.

Setelah lulus dari pesantren, ia meneruskan studi S1 nya di Yogyakarta, dan studi S2 nya di Solo. Pria lulusan bidang Sarjana Theologi Islam dan Pascasarjana Ilmu Tafsir ini sedang mendalami dan mempelajari berbagai ilmu yang kesemuanya punya keterikatan satu sama lain, yakni tentang akhlak, karakter dan kepribadian. Tesisnya bahkan berusaha mengulik tentang karakter ihsan sebagai perwujudan akhlak manusia terbaik. Hal ini dilakukannya tak lain sebagai seorang manusia yang haus akan pencerahan dari-Nya. Karena ia percaya dan yakin bahwa al-’ilmu nuurun (ilmu laksana cahaya).