Berbincang tentang sejarah pesantren adalah hal yang terus menarik bagi siapa saja dan kapan saja. Sebab pesantren memiliki ciri khas yang unik yang tidak dimiliki oleh lembaga lain. Juga khazanah keilmuan yang bisa dibilang autentik dan unik. Seperti sistem sorogan dan bandongan, lalu tirakatan dan persanadan dalam tradisi keilmuan pesantren yang sudah masyhur. Apalagi pesantren zaman sekarang sudah beradaptasi dengan melakukan pengembangan-pengembangan yang sesuai dengan tantangan zaman.
Dulu, pesantren dikenal kolot dan tertinggal sehingga tidak banyak orang tua yang tertarik memondokkan anaknya. Namun seiring keterbukaan pesantren terhadap dunia luar, memaksa pesantren melakukan terobosan baru untuk menarik pasar. Karena diakui atau tidak pesantren adalah institusi sosial yang dibentuk masyarakat guna memenuhi kebutuhan pendidikan. Dan hal itu membuat pesantren tidak bisa lepas dari logika pasar.
Perubahan sosial yang begitu pesat memunculkan pesantren-pesantren dengan sistem yang lebih modern dan teradministrasi. Tetapi tidak sedikit pula pesantren yang tetap memilih jalur lama yang sudah dirancang oleh para sesepuhnya. Ada pesantren salaf, modern, dan perpaduan antara keduanya. Mana yang terbaik? Semuanya baik karena satu sama lain saling melengkapi.
Beragamnya model pesantren dan tradisi keilmuaan yang tersebar di banyak pesantren di Indonesia adalah sebuah keniscayaan. Masing-masing pesantren bisa menyiapkan kadernya sesuai fokus yang dimiliki. Ada yang di bidang fikih, hadis, tafsir, sains, pertanian, pembangunan dan seterusnya. Kemudian yang tidak boleh dilupakan pesantren dalam mengikuti keterbukaan zaman adalah penanaman nilai-nilai spiritual dan pengabdian kepada Tuhan. Sehingga kelak, para lulusan pesantren dikenal sebagai ilmuwan yang memiliki akhlakul karimah.
Jika demikian yang terwujud, bukan tidak mungkin pesantren kelak menjadi rujukan bagi generasi bangsa yang ingin menempa diri. Turut mewarnai perjuangan bangsa Indonesia menuju negara maju dan memiliki nilai-nilai luhur nan mulia. Mudah diucapkan namun perlu perjuangan yang gigih untuk mewujudkannya. (Red)