Senja, Ceritakan pada Tuhanku Bahwa Aku Patah Hati

·
Penerbit Pustaka Rumah C1nta
5.0
8 reviews
Ebook
238
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Senja tak kalah eksotis dengan fajar. Senja adalah bagian waktu dalam hari, di mana setengah gelap mencapai titik bumi. Senja hadir tatkala matahari sudah terbenam dan ketika wujud matahari secara keseluruhan telah hilang dari cakrawala. Dari senja aku belajar akan satu hal, bahwa terang tak selamanya ada. Meskipun sehebat apa pun di mata semesta, sebagaimana kisah cintaku bersamanya, seampuh dan semandraguna apa pun cintaku padanya. Karena pada akhirnya, cintaku berakhir juga. Padahal aku berjuang mati–matian deminya. Betapa elok dirinya, dengan mudah meruntuhkan mimpi-mimpiku dan meregas harapanku dengan alasan aku orang jauh, aku dari suku Madura, weton yang tak cocok, dan tak direstui orang tuanya. Sehingga dirinya mengambil keputusan, bahwa jalan terbaik adalah memutuskanku. Apakah tak ada jalan lain selain putus? Kita semua tahu, dalam cinta butuh perjuangan dan pengorbanan. Sesulit apa pun dalam cinta seharusnya dihadapi bersama. Tentunya dia percaya pada keajaiban cinta. Bukan mengambil keputusan sepihak. Ingat, sejak awal dirinya tahu namaku siapa dan asalku dari mana. Mungkin dirinya sudah amnesia atau pura–pura hilang ingatan? Seandainya aku punya mantra yang bisa menyihir dirinya akan kuhadirkan dirinya yang dulu untuk dipertemukan dengan dirinya yang sekarang. Semua itu agar dia ingat kembali, kalau dirinya pernah mengungkapkan cinta. Maka apakah dirinya berani? Tidakkan. Tak usah banyak alasan. Mungkin ini hanya akal-akalannya saja. Sudah cukup aku dijadikan bahan permainan. Jujur saja, jika di balik sana ada orang baru yang sangat dia cintai. Mungkin ini yang membuat dirinya berbeda dan berubah. Dalam hal ini aku diselimuti gelap. Berbulan-bulan lamanya aku didekam dalam penjara patah hati. Hampir aku mati dibuatnya. Jiwaku terasa lepas dari ragaku. Aku tak berdaya, diliputi ketakutan secuil pun aku tak berani menatap dunia yang penuh drama. Kini patah hati yang aku alami, membuatku benar-benar sekarat. Terlebih lagi, saat itu tidak ada satu orang pun yang mengerti tentang perasaanku. Bisanya hanya menghina dan mencaci maki diriku dan perasaanku. Di fase itu, aku merasa hidup tak hidup dan mati tak mati. Pada saat itu ingin rasanya aku lari ke luar angkasa langsung menemui Tuhan, agar aku dimatikan lalu dimandikan dengan air telaga surga hingga perasaanku padanya luntur. Setelah itu, baru aku dimakamkan dengan cinta. Karena itu jauh lebih baik dibandingkan aku jadi bulan-bulanan dunia.

Ratings and reviews

5.0
8 reviews

About the author

Moh. Syamsul Arifin (Muhammad Syamsul arifin), kalian bisa memanggilku Musya atau Arifin. Aku seorang perantau kelahiran Sampang, Madura. Aku memulai pendidikanku di MI Miftahul Ulum, Disanah, Sreseh, Sampang, Madura. Selanjutnya, aku mengenyam pendidikan di Pesantren Tanwirul Islam, Tanggumung, Sampang, Madura. Di sana, aku selain mengenyam pendidikan agama (sekolah diniyah), aku juga melanjutkan sekolah umum (MTs Al-Irsyad & MA Al-Irsyad). Namun, ketika aku kelas dua MA AlIrsyad, aku berhenti mondok. Jadi mau tak mau, aku pindah sekolah. dari MA Al-Irsyad ke SMA Hidayatul Muhtadi, Pengarengan, Sampang, Madura. Kemudian setelah Aku lulus, aku melanjutkan studi S-1 dan S-2 di Universitas Nahdlatul Ulama’ Kota Surakarta. Selama aku mengenal dunia pendidikan, aku sangat menggandrungi dunia organisasi. Semasa MTs aku pernah menjadi sekretaris OSIS, Di MA aku pernah menjabat bendahara OSIS. Sedangkan di S-1, aku pernah penjabat sebagai Presma Kampus. Kegemaranku di dunia organisasi intra, membuatku tertarik ikut serta dalam organisasi ekstra. Terbukti saat aku di MTs dan SMA, aku masuk di IPNU. Sedangkan di kampus, aku pernah masuk di PMII sebagai anggota, Mahasiswa AlKhidmah sebagai wakil ketua, dan di GMNI sebagai bendahara cabang Kota Surakarta. Dan saat ini, aku masuk di PA GMNI Kota Solo, di sana aku menjabat sebagai Ketua Kompartemen Pendidikan dan Pelatihan. Selain aktif di sana, aku juga aktif di DPD KNPI Kota Surakarta. Aku menjabat sebagai wakil sekretaris 10, Komisi Pemuda dan Olahraga. Dan juga aku aktif di Lakpesdam NU Kota Surakarta. Motto hidupku, “Kita sebenarnya adalah permata bagi alam semesta. Maka tunjukkan permata yang ada pada diri kita dengan segala usaha kita, agar kita tidak dianggap sebelah mata.” Hidup merantau di kota orang memang keras. Aku harus bisa membagi waktu dan memanfaatkan kesempatan sebaik mungkin. Aku harus berjuang lebih maksimal lagi. Makanya selama di perantauan, selain kuliah aku pernah buka usaha kuliner kurang lebih selama 6 tahun. Aku juga pernah menjadi guru di SMP Negeri 2 Karangdowo, Klaten. Dan, banyak pekerjaan serabutan lainnya yang pernah kugeluti. Akhirnya orang tuaku meminta diriku untuk membantunya mengembangkan usaha kulinernya. Kini usaha kami cukup berkembang. Kalau bicara hobi, aku suka membaca, travelling, dan menulis. Karena di balik itu semua, ada dunia baru yang bisa aku temui. Sehingga dari situlah banyak ilmu dan inspirasi yang kudapat, salah satunya relasi. Bagiku menulis adalah sesuatu yang sangat menyenangkan. Aku perlahan bisa tahu di mana batas kemampuanku yang kerap kali menjadi penghambat saat aku menulis. Maka, aku tertuntut untuk lebih banyak belajar dari berbagai buku. Dari sanalah aku berinisiatif membuat perpus pribadi di kamarku sendiri. Meski dalam menulis terkadang sangat menjengkelkan, apalagi saat mood sudah tak sejalan dengan keinginan. Tetapi itu wajar kok. Yang penting jangan menyerah. Alhamdulillah, berkat kerja keras dan perjuangku, serta doa orang tuaku, saudaraku, pamanku, dan kawanku. Aku bisa membuktikan pada dunia, bahwa aku pernah menerbitkan beberapa buku di antaranya: Napas Cinta dari Tuhan, My Village Is My Life, dan Buku Sirna. Dan kini akhirnya, aku bisa menerbitkan buku ke empat dan kelimaku yaitu buku yang berjudul, “Fajar, Ceritakan pada Tuhanku Kalau Aku jatuh Cinta” dan buku yang berjudul, “Senja, Ceritakan pada Tuhanku Bahwa Aku Patah Hati”. Semoga buku yang kutulis ini, akan memberikan warna bagi pembaca. Meski tulisanku masih sarat dengan kekurangan. Insyaallah, aku akan senantiasa belajar untuk menghasilkan karya yang bisa diharapkan pembaca.


Website: pustakarumahc1nta.com;

Instagram: @pustakarumahc1nta

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.