Kita seringkali terlalu cepat menuntut kedisiplinan, tapi terlalu lambat
menumbuhkan kesadaran pada anak.
Sadar atau tidak, kita sebagai pendidik seringkali banyak dan sering menuntut
anak-anak untuk berdisiplin. Hari pertama masuk kelas, kita sudah berharap anak-
anak tahu dan paham peraturan. Karena itu kita menuntut mereka untuk berperilaku sesuai aturan.Kita menuntut anak-anak seolah anak adalah robot yang sekali diberi instruksi
akan langsung jalan. Kita seringkali abai dan tidak sabar membangun kesadaran
anak-anak tentang pentingnya berdisiplin.
Anak-anak itu manusia sebagaimana juga kita yang butuh waktu untuk belajar
mengembangkan suatu perilaku. Kita, anak-anak maupun pendidik, belajar bila
apa yang dipelajari relevan dengan kebutuhan dan kehidupan kita. Kita belajar
bisa merasa berdaya untuk melakukan tindakan.
Kisah-kisah guru pada Surat Kabar Edisi Ketiga ini menceritakan berbagai upaya
menumbuhkan kedisiplinan dari kesadaran dalam diri anak. Disiplin bukan karena
patuh pada perintah, takut kena hukuman atau mengejar ganjaran. Disiplin yang
tumbuh dari kesadaran anak-anak kita. Itulah Disiplin Positif.
Dengan disiplin positif, anak-anak akan lebih mencintai belajar, lebih tangguh
menghadapi kesulitan, keterampilan berpikirnya berkembang hingga bisa
mencapai prestasi akademik lebih baik. Lebih jauh lagi, disiplin positif mendukung
terbentuknya interaksi dan budaya sekolah yang positif.
Semoga kisah-kisah pada edisi kali ini dapat memicu kesadaran kita untuk
membangun kesadaran anak-anak sejak dini. Mari belajar bersama!